Prolog

7.3K 231 16
                                    


Anime: Naruto
Rated: M
Genre: Drama, Romance, Family
Cast: Naruto and Friends
Length: Chaptered

Disclaimer : This story is belong to me and Naruto always belongs to Masashi Kishimoto.
Warning : Familiar Story, OOC, Typos, Absurd story
Source pic : Pinterest
.


.

Happy Reading

.
.


BRAKKK

Sebuah mobil sedan mewah menabrak pembatas jalan di pusat kota Tokyo.

.

"Bagaimana keadaan istri saya, Dok?"

"Akibat benturan keras yang terjadi di kepala, kami harus mengatakan jika istri anda mengalami kebutaan."

.


Naruto

"Arggghhhhhh....."

Aku menjerit histeris saat membuka kedua mata, tak ada satupun yang dapat ku lihat. Semuanya gelap.

"Sayang, tenanglah!"

Ku dengar suara lembut itu tepat di sampingku. Sebuah tangan mengusap kepalaku pelan, menenangkan.

"Apa yang terjadi dengan mataku? Kenapa aku tidak bisa melihat?" pekikku, meminta jawaban darinya.

Usapan lembut kembali terasa di kepalaku. "Kamu mengalami kecelakaan sayang dan benturan keras di kepalamu membuat saraf matamu rusak dan... kamu mengalami kebutaan."

Deg

Apa katanya? Aku buta?

"Tidak mungkin! Kau bohong. Aku tidak mau buta. Tolong katakan jika semua itu tidak benar!" Aku memekik kembali seperti orang kesetanan. Siapa orang yang tidak akan kacau jika mengalami kejadian seperti ini. Sebelumnya bisa menyaksikan indah dan penuh warnanya dunia, kini hanya ada hitam pekat yang akan mewarnai.

"Sayang, tenanglah! Aku ada di sini. Kita akan mencari jalan keluarnya bersama-sama. Aku berjanji akan menemukan pengobatan paling mujarab untuk bisa mengembalikan penglihatanmu. Sekarang kau istirahat ya. Aku akan menemanimu."

Pria itu kembali menenangkanku. Ya... Pria yang tak lain adalah suamiku.

Sejenak, aku terdiam. Mencoba kembali memundurkan ingatan pada kejadian sebelum kecelakaan.

1

2

3

Deg

Ya. Sekarang aku ingat. Kecelakaan itu terjadi karena sebuah pengkhianatan yang telah terungkap.

.

Aku mengendarai mobil menuju toko kue milikku. Sudah lama rasanya aku tidak berkunjung ke sana.

Saat diperjalanan, tiba-tiba ponsel yang ku letakkan di atas dashboard berbunyi. Ku lirik sekilas, sebuah panggilan dari nomor yang tidak dikenal. Malas mengangkat, aku membiarkannya saja. Namun, nomor itu menghubungi kembali. Terpaksa aku menepikan mobil sejenak, tidak ingin terjadi kecelakaan jika harus tetap menyetir sambil mengangkat telepon.

Aku usap tombol berwarna hijau pada layar untuk menjawab panggilan. Belum diri ini bicara sepatah kata pun, sambungan langsung terputus.

Aku menghela napas kasar, sepertinya dari orang iseng. Aku yang ingin meletakkan kembali ponsel, harus menundanya saat ada sebuah notifikasi pesan yang masuk dari nomor yang sama. Tanpa membuang waktu, aku langsung membukanya.

Love AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang