26. Weary

1.2K 192 21
                                    

Happy Reading
.
.

Ino membawa tubuh Naruto untuk duduk di sofa, ia coba untuk menenangkan Naruto yang masih tampak shock.

"Kakashi-san, bisa tolong ambilkan air minum?" pinta Ino. Kakashi segera bergegas ke dapur.

"Minum dulu, Naruto." Ino mengambil air yang disodorkan Kakashi, dan memberikannya pada Naruto.

"Sudah lebih baik?" tanya Ino setelah segelas air habis ditenggak Naruto.

"Iya, aku baik-baik saja..." ucap Naruto. Walau mulut berucap demikian, tapi tidak dengan air muka Naruto. Wanita itu terlihat muram.

Sasuke menghentak napas kasar. Lagi-lagi ia melihat Naruto disakiti oleh suaminya. Apa yang salah pada otak pria itu hingga kerap kali membuat istrinya yang baik hati harus menderita. Tanpa pamit Sasuke pergi meninggalkan apartemen, berniat untuk menyusul Gaara yang tadi diseret oleh seorang pria berkulit pucat.

.

"Kau ini kenapa, huh?" Sai mendorong tubuh Gaara hingga punggung sahabatnya itu terbentur ke dinding. Saat ini mereka berdua berada di tangga darurat yang jarang dipakai oleh penghuni apartemen.

"Kau tahu, Naruto baru saja keluar dari rumah sakit siang ini setelah tiga hari dirawat dan kau malah...., Arggghhh...." Sai mengacak rambutnya frustrasi. "Jika begini kejadiannya, Naruto bisa semakin membencimu."

"Aku kalap saat melihatnya berdua dengan pria Uchiha itu," sahut Gaara mencoba membela diri.

"Melihatnya berdua dengan pria lain tanpa melakukan apapun sudah membuat kau cemburu buta seperti ini, apalagi Naruto yang harus menerima kenyataan bahwa suaminya telah memiliki anak dari wanita lain. Coba kau bayangkan!" bentak Sai kesal.

"A-aku... menyesal." Gaara tertunduk. Rasa bersalah menjalari hatinya terlebih mengingat jika tadi ia telah bertindak sedikit kasar pada Naruto.

"Bagus. Menyesal saja isi hidupmu itu. Menyesal karena sudah melukai hati istrimu berulang kali, menyesal karena selingkuh sampai menghasilkan anak dengan wanita lain. Kau pikir dengan kata menyesal bisa memperbaiki segalanya, eh?"

Gaara memilih diam, ia tahu dirinya bersalah. Jadi, tidak ada pembelaan apapun untuk semua hal yang sudah terjadi.

"Sekarang aku tanya satu hal padamu, kemana saja kau selama tiga hari ini? Kau bahkan tidak tahu jika Naruto diopname. Malam saat kalian bertengkar, Naruto pingsan di jalan, dan pria Uchiha yang kau duga selingkuhan istrimu itulah yang menolongnya. Pria itu yang telah membawa Naruto ke rumah sakit," jelas Sai.

Gaara melotot tak percaya, jadi dia sudah salah sangka. Harusnya ia berterimakasih pada Sasuke, bukan malah menuduh pria itu yang tidak-tidak.

"Kemana saja kau, huh?"

"Hi-Hinata ada di kota ini..." cicit Gaara.

Wajah Sai berubah merah, ia langsung mencengkram kerah kemeja Gaara dan menatapnya nyalang. "KAU GILA! Untuk apa kau membawa selingkuhanmu ke kota ini? Apa kau bermaksud untuk menyatukan istri dan simpananmu dalam satu rumah?" bentak Sai geram.

"Lepas!" Gaara menyentak kedua tangan Sai agar melepaskan cengkramannya. "Aku tidak segila itu. Aku juga tidak membawa Hinata ke kota ini, dialah yang datang sendiri," jelas Gaara, menyanggah semua tuduhan Sai yang tidaklah benar.

Sai tertawa mengejek. "Lalu sekarang, di mana lagi kau sembunyikan selingkuhanmu itu?"

BUGHH

Gaara yang mulai tersulut emosi, melayangkan tinjunya pada wajah Sai, hingga suami dari Ino itu terhuyung ke belakang.

Love AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang