25. Misunderstand

1.3K 203 33
                                    

Happy Reading
.
.


Sasuke kalang kabut saat Naruto mempertanyakan maksud dari kalimatnya yang terdengar ambigu. Ia sendiri heran kenapa bisa berbicara seperti itu.

"Maksudku, menolong adalah suatu perbuatan yang baik, jadi aku suka melakukannya." Sasuke berkilah. Jujur saja, jika orang itu bukan Naruto, ia akan berpikir dua kali untuk membantunya, terkhusus bagi orang asing.

"Oh..." Naruto mengangguk saja mendengar penjelasan Sasuke. Wanita hamil itu pun melanjutkan kegiatan makannya.

Sasuke menghela napas lega, untung saja ia tidak berakhir dengan mempermalukan diri sendiri. Naruto, wanita itu membuatnya tidak bisa abai begitu saja. Semua yang berhubungan dengan Naruto, Sasuke sangat ingin terlibat di dalamnya. Sejak awal mengenal wanita itu, mengetahui semua permasalahan yang dihadapinya, Sasuke selalu ingin membantu. Entah perasaan apa yang hinggap di hatinya untuk si pirang yang cantik itu, tapi, satu yang pasti, perasaan ingin melindungi selalu mendominasi.

"Kenyang sekali... eghhh~," Naruto bersendawa keras disaat semua makanan yang dibawa Sasuke habis tak bersisa. "Ups..." Setelah sadar jika di ruangan itu ia tidak sendiri, Naruto langsung membekap mulutnya. "Maaf, aku tidak sopan sekali. Semoga kau tidak illfeel kepadaku," cicit Naruto sambil memandang tak enak pada Sasuke.

Lagi-lagi pria itu hanya tersenyum menyikapi polah Naruto. "Wajar bersendawa bagi orang yang kekenyangan. Aku tidak akan illfeel hanya karena masalah itu. Tenang saja," ucap Sasuke.

"Kau baik sekali....," Naruto sungguh terharu bisa bertemu dan berkenalan dengan pria baik dan pengertian seperti Sasuke. Pria itu selalu ada disaat dirinya susah dan butuh bantuan.

Sasuke sedikit tersipu kala pujian akan dirinya dilontarkan oleh Naruto. Pria itu berusaha sekuat tenaga agar tidak tersenyum. Ia akan terlihat bodoh jika sampai melakukan hal itu.

"Su-sudah jam dua, aku harus kembali ke kantor," ucap Sasuke.

"Iya, sekali lagi terima kasih." Naruto menunduk pelan sebagai ungkapan rasa syukurnya karena kebaikan Sasuke.

"Jangan sungkan, aku senang membantu. Kalau begitu aku pamit, sampai jumpa!" pamit Sasuke.

"Apa kau akan datang berkunjung lagi?"

Saat Sasuke sampai di ambang pintu, Naruto bertanya dengan sedikit berteriak. Pria itu menoleh dan tersenyum. "Tentu. Jika kau tidak keberatan."

"Tidak. Aku tunggu," sahut Naruto cepat.

.

Sasuke tidak tahu apa yang salah pada dirinya, hari ini ia banyak tersenyum dan semua itu karena Naruto. Namun, bayangan wanita cantik yang baru saja ditemuinya itu pudar kala matanya bertemu dengan emerald sang istri yang kini tengah berjalan menghampirinya.

"Sasuke, kau di sini? Ada apa? Kau baik-baik saja, kan?" Sakura bertanya khawatir. Ia langsung memeriksa tubuh tegap Sasuke demi menemukan luka yang membuat suaminya harus datang ke rumah sakit.

Sasuke mendorong pelan tubuh Sakura yang tengah menjamah tubuhnya. "Aku baik-baik saja," ucapnya.

"Lalu apa yang kau lakukan di sini?" tanya Sakura heran.

"Menjenguk teman."

"Siapa?"

"Untuk apa kau ingin tahu segalanya. Lagian itu tidaklah penting!" jawab Sasuke dingin.

"Oh, maaf." Sakura menunduk. Merasa malu karena sikap dingin Sasuke itu diperlihatkan di depan beberapa rekan dokternya yang lain.

"Aku pergi."

Love AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang