9. Baby

1.8K 175 32
                                    

Happy Reading
.
.

Dua minggu berlalu begitu cepat. Rumah tangga Naruto kini kembali hangat dan harmonis, karena prasangka dan kecurigaan telah sirna.

Belakangan ini Naruto punya kegiatan baru, yaitu bermain dengan Inojin, putra Ino. Jika tidak ada kerjaan atau masalah yang berarti terjadi di tokonya, Naruto pasti akan berkunjung ke apartemen miliknya yang ditinggali Ino. Bermain sepuasnya dengan bayi tampan menggemaskan itu.

"Jangan seperti ini, Naruto-san. Aku merasa tidak enak." Lagi-lagi Ino merasa sungkan saat kedatangan Naruto dibarengi dengan berbagai macam hadiah untuk Inojin. Tidak pernah absen wanita pirang itu membawa sesuatu untuk putranya, baik itu pakaian, mainan maupun peralatan bayi lainnya.

"Tidak apa-apa, Ino. Rasanya belum lengkap saja jika aku datang tidak membawa buah tangan." Naruto meletakkan semua barang bawaannya di meja sofa ruang tamu. "Oh ya, dimana baby Inojin?" tanyanya.

"Dia sedang bermain di kamar, akan aku bawa dia kemari." Ino masuk ke dalam kamar untuk menjemput putranya. Ia sangat bahagia saat ada orang lain yang begitu menyayangi anaknya, seperti Naruto.

"Hei sayang, kangen aunty, tidak?" Naruto langsung kegirangan saat bayi gembil itu muncul di depannya.

Inojin yang melihat Naruto langsung menguluran kedua tangannya minta di gendong. Memang, selama beberapa minggu ini keramahan Naruto pada Inojin, membuat bayi itu begitu lengket dengannya.

"Kau semakin menggemaskan saja, sayang." Naruto menciumi wajah Inojin bertubi-tubi setelah sampai di gendongannya. Bayi itu tertawa geli sembari menepuk pelan pipi Naruto menyuruhnya berhenti.

"Aku pamit ke belakang sebentar, Naruto-san," ucap Ino yang hanya dibalas anggukan oleh Naruto. Wanita itu terlihat begitu asyik bermain dengan Inojin.

.

Seorang pria duduk termangu di sofa ruang tamu rumahnya. Matanya tak berhenti menatap sebuah figura foto yang dipegangnya.

Sudah dua minggu istri dan anaknya pergi, hal itu membuatnya rindu. Salahnya juga yang selalu bertindak kasar hingga istrinya muak dan memilih pergi meninggalkannya.

"Ino, Inojin, kalian di mana?" Sai mendesah pilu. Setelah kehilangan, ia baru merasa kalau kehadiran dua orang itu begitu penting di hidupnya. Selama dua minggu ini, ia sudah mencari keberadaan mereka kemana pun. Sayangnya, ia bukanlah seseorang yang mempunyai kekuasaan atau finansial berlebih hingga bisa mengerahkan seseorang untuk membantu. Sai melakukannya sendiri dan nihil, tak ada hasil apapun yang didapatnya.

Pria itu mencengkram erat figura di tangannya. Semua ini tidak akan terjadi jika pria yang merupakan sahabatnya di masa lalu itu tidak berulah. Ia harus membalaskan rasa sakit hatinya, baru bisa hidup dengan tenang.

Disambarnya kunci motor yang tergeletak di atas meja. Semakin cepat ia bertindak, maka semakin cepat pula ia bisa hidup tenang. Setelah dendamnya terbalas, anak dan istrinya akan ia bawa kembali.

.

Sakura baru saja keluar dari ruangan direktur. Wajahnya terlihat berseri karena terpilih menjadi salah satu kandidat yang akan mendapatkan promosi jabatan, tapi ia tidak bisa bersenang hati dulu karena lawannya kali ini bukan sembarang orang.

Love AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang