27. Surfeited

1.2K 182 42
                                    

Happy Reading
.
.

Sakura menatap kalender duduk yang terletak di atas meja kerjanya. Terhitung, sudah dua bulan berlalu semenjak Sasuke memberinya satu kesempatan lagi, tapi sampai saat ini belum ada tanda-tanda kehamilan pada dirinya. Justru yang ada ia mendapatkan tamu bulanannya tadi pagi.

"Coba pakai ini, aku ingin melihat apakah kau sudah hamil atau belum!" Pagi ini Sasuke memberikan sebuah testpeck pada Sakura.

Tubuh Sakura menegang, tidak perlu alat tes kehamilan itu ia gunakan karena dirinya dipastikan belumlah hamil.

"A-aku dapat tamu bulanan pagi ini," jawab Sakura pelan.

Sasuke menatap Sakura tajam, ia merasa sangat kecewa karena istrinya itu belum hamil juga. Bukannya Sasuke ingin melawan kehendak Tuhan, hanya saja ini ia lakukan agar Sakura lebih sedikit berusaha.

"Kau tidak mengonsumsi pil sialan itu lagi, kan?" tuduh Sasuke. Pil yang dimaksud adalah pil pencegah kehamilan. Sebelum masalah besar itu terjadi, Sakura memang sering mengonsumsi pil tersebut setiap kali mereka akan berhubungan.

"Tidak," jawab Sakura datar. Tidak sekali dua kali Sasuke menuduhnya seperti ini, Sakura merasa kesal dibuatnya.

"Baiklah, setelah kau selesai dengan red daymu itu, sebaiknya kita melakukan program kehamilan di rumah sakit. Aku tidak ingin menunggu terlalu lama." Setelah mengatakannya Sasuke langsung pergi meninggalkan Sakura yang terus mengumpat karena kesal.

"Bagaimana aku bisa hamil kalau setiap kali berhubungan, dia seperti tidak niat begitu," desah Sakura. Ia ingat malam-malanya bersama Sasuke, pria itu akan langsung menyetubuhinya tanpa repot-repot melakukan pemanasan. Sakura sering kesakitan karena hal itu, percintaan yang harusnya menyenangkan malah membuatnya menderita. Lama-lama, hubungan itu membuatnya jenuh.

Cklekk

Pintu ruang kerjanya terbuka dari luar, seorang pria masuk begitu saja ke dalam tanpa permisi.

"Ayo kita makan siang, Baby?" ajak si pria begitu sampai di depan meja kerja Sakura.

Wanita itu menyambutnya dengan senyuman manis. "Ayo, sayang." Sakura bangkit dari bangku dan segera mengapit lengan si pria. "Makan di mana kita?" tanyanya manja.

"Aku telah mereservasi sebuah meja di restoran hotel Andaz, setelah makan siang kita bisa istirahat sejenak di sana. Satu kamar hotel juga sudah ku booking untuk kita berdua menikmati siang ini." Mata pria itu mengerling nakal.

"Kau selalu bisa membuatku bahagia, tapi sayang sekali, tamu bulananku baru saja datang tadi pagi," beritahu Sakura lesu.

"Masih banyak caranya untuk bercinta, aku akan mengajarimu nanti," bisik si pria.

"Dasar! Pria lajang yang mesum. Cup." Satu kecupan diberikan Sakura di pipi pria yang satu bulan ini telah menjadi selingkuhannya.

Tidak salah kan Sakura melakukan hal ini? Sasuke sudah tidak bisa menghangatkan dirinya, jadi dengan sangat terpaksa ia mencari kehangatan dari pria lain.

"Ayo, Baby..."

.

Empat bulan sudah usia kandungan Naruto saat ini. Gaara setia mendampinginya setiap saat. Memenuhi semua yang Naruto inginkan dikala mengidam, dan juga menemani setiap kali Naruto memeriksakan kandungan. Tidak ada masalah yang berarti terjadi belakangan ini, hal itu membuat hidup Naruto aman dan nyaman. Ia hanya harus fokus pada kandungan yang semakin hari semakin besar, janinnya berkembang dengan sangat baik, membuat Naruto bahagia.

Love AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang