Chapter 7

42 12 0
                                    

Mulai hari ini, Rena bekerja sebagai seorang waiters di restoran barbeque yang berjarak tidak terlalu jauh dari gedung kantornya.

Beruntung ia kenal baik dengan pemilik restoran yang tak lain adalah teman kecilnya dulu, sehingga Rena langsung dipekerjakan oleh temannya tersebut.

"Rena, jam kerja lo udah lewat loh!" Seru Sarah saat melihat Rena yang masih saja membersihkan meja walau jam kerjanya sudah berakhir sepuluh menit lalu.

Rena melirik jam dinding besar yang terpajang di dinding restoran, ia tersenyum.
"Oh iya, sampe lupa."

"Lo ada masalah apa sih, Ren? Atau lo butuh uang? Gue bisa bantu lo kalo lo butuh apa-apa." Ucap Sarah lembut.

"Enggak, Kak. Gak ada masalah apa-apa kok. Intinya, gue makasih banget sama lo karna lo mau ngasih kerjaan ke gue." Jawab Rena pada Sarah yang memang berjarak usia lima tahun darinya.

"Kalo gak ada masalah, kenapa gue gak boleh ngasih tau kakak lo tentang lo yang kerja di sini?"

Rena mencibirkan bibirnya, "Ribet kalo Kak Aris tau."

"Ya udah, sekarang lo siap-siap pulang gih!"

Rena mengangguk, namun saat ingin melangkahkan kaki, niatnya terhenti.

"Kak Sar, emang gakpapa kalo gue cuman ambil sift pagi? Pelanggan lebih banyak malem padahal." Lirih Rena merasa bersalah.

Sarah tersenyum, "Gak usah ngerasa bersalah gitu deh! Lagian sift sore sama malem udah penuh sama pekerja part time yang rata-rata anak kuliahan. Kasian kan kalo mereka gue depak demi lo?" Jawab Sarah diselingi tawa ringan.

Rena sangat bersyukur karena masih diberi jalan oleh Tuhan untuk mewujudkan mimpinya.

"Gue balik ya, Kak!" Ujar Rena semangat.

Sarah mengangguk, lalu mengantar Rena pergi sampai di depan pintu restoran.

***

Jam sudah menunjukkan pukul dua siang. Segera Rena menuju ke gedung kantornya setelah menyelesaikan pekerjaannya di restoran barbeque.

Saat Rena ingin membuka kunci pintu, ternyata pintu kantor tidak terkunci. Dia pun langsung masuk ke dalam.

"Galang? Lo di sini?"

Lelaki yang sedari tadi memperhatikan video latihan para Trinee, langsung bangkit dari duduknya dan datang menyambut Rena.

"Kok lo bau daging?"

Rena mencium bajunya setelah mendengar ucapan Galang. Benar, ia bau daging asap.

Gadis itu pun tersenyum, "Habis pulang kerja."

"Lo kerja?"

Rena mengangguk semangat, "Ntar pas gajian pertama, langsung gue traktir lo deh!"

"Lo kerja dimana?" Tanya Galang tanpa menjawab seruan Rena.

"Deket sini kok. Oh iya, Lang. Gue ke atas dulu, mau ganti baju. Jangan masuk loh ya!" Ucap Rena yang diakhiri dengan jari telunjuk menunjuk tepat di wajah Galang.

Galang hanya diam memperhatikan Rena yang kini tengah berlari kecil menaiki tangga, lalu menghilang di balik pintu ruang kerja gadis tersebut.

Tidak berselang lama, gadis itu kembali ke lantai bawah menghampiri Galang.

"Tadi lagi ngapain, Lang?"

Galang menarik kursi di sampingnya untuk Rena, "Ngeliatin video latihannya mereka."

Rena pun duduk di kursi yang sudah Galang persiapkan, "Gue mau liat!" Ucap Rena dengan antusias meraih ponsel Galang tanpa seizin yang punya.

"Wuuuu...!! Daebak."

BATAS MIMPI [✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang