Hibiscus Rosa-Sinensis

131 17 2
                                    

"You're a beautiful flower, fall fearlessly." -Akash S. Bansal

Menunggu Dania selesai siaran hari ini sungguh serasa membuat waktu melambat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menunggu Dania selesai siaran hari ini sungguh serasa membuat waktu melambat. Gadis itu janji akan selesai dalam waktu 40 menit tapi, sepertinya kalau Joyceline tidak salah hitung, ini sudah hampir 1 jam.

Bahkan Joy sudah kehabisan ide harus melakukan apa untuk membunuh rasa bosannya. Bunga sepatu di pot beton taman sekolah sudah ia hitung dari yang masih kuncup sampai yang berjatuhan. Karena ini pula, ia yang anak IPS, malah mengingat-ingat ilmu Biologinya dulu.

Kembang sepatu merah yang selama ini selalu dilewatinya tanpa perhatian khusus sekarang jadi temannya menunggu Dania. Kalau tidak salah Kembang ini dari genus Hibuscus. Hmm nama latinnya ia tidak ingat pasti. Nama panjang sepupunya saja ia tidak yakin tahu apalagi nama latin bunga. Yang jelas bunga berbentuk trompet ini adalah bunga besar, berwarna merah dan tidak berbau. Bunga dari berbagai kultivar dan hibrida bisa berupa bunga tunggal (daun mahkota selapis) atau bunga ganda (daun mahkota berlapis) yang berwarna putih hingga kuning, oranye hingga merah tua atau merah jambu. Katanya kelopaknya hanya 5 lembar. Kalau ada yang lebih berarti hibrid.

Rasa penasarannya memaksanya untuk memungut bunga jatuh di dekat semak lalu mulai menghitung jumlah kelopaknya yang panjang.

Satu..
Dua..
Tiga..
Em-

"Nungguin Danianya kan bisa didalem."

Tangan Joy berhenti memetik kelopak bunga. Doyoung sudah berdiri di sebelah kananya membawa gulungan kertas dan jaket di tangan.

"Males. Nggak enak." Joy menanggapi.

"Bukan anak radio kan juga boleh masuk."

"Soalnya nanti ada lo." Jawab Joy tanpa pikir panjang.

Ekspresi Doyoung mengkerut. Ia ikut jongkok di samping gadis itu.
"Gue kenapa emangnya?"

"Lo bikin gue ovethinking. Otak gue udah capek mikirin tugas padahal." Joy menjawab dalam hati.

"Lo-" Ucapan Doyoung menggantung, melihat gadis dihadapannya masih sibuk memilin kelopak kembang sepatu. "-nggak nyaman sama gue?" Lanjutnya ragu.

"Nggak tahu". Jawab Joy masih dalam hati.
Gadis itu menarik napas. Lalu menyerong ke arah kakak kelasnya.
"Gue mau nanya. Lo kenapa mau PDKT sama gue Kak? Sampe tahap 2 segala."

Doyoung terdiam. Dia belum mengatakan apa-apa dan hanya tetap memandang Joy. Anak rambut gadis itu saling bergesekan dan bergoyang tertiup angin. Matanya mengedip dengan konstan. Raut wajahnya tenang. Doyoung langsung memutar lagi ingatannya tentang hari-harinya yang mendadak tidak tenang dan merasa kerepotan karena berdekatan dengan Joyceline.

Gadis itu benar.
Mengapa Doyong nekat mengungkapkan kalau ia ingin membuat kaitan dengan Joy yang saat diawal bahkan ia berusaha menghindari kontak dengan gadis itu.

BUMI | KIM DOYOUNG [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang