"We live in a rainbow of chaos." -Paul Cezanne
Langkah kaki Joyceline maju-mundur saja sejak tadi. Helm yang ia tenteng ikut bergoyang-goyang karena tingkahnya yang tidak nyaman. Rasanya ia seperti akan memasuki medan perang, tapi kalau tak maju maka hidupnya akan terancam. Sudah seperti pasukan penjaga perdamaian di garis depan konflik yang harus maju terus demi tugas negara tapi rindu akan keluarga di tanah air.
Ujung kakinya ia ketuk-ketukkan ke tanah beberapa kali sambil memejamkan mata. Ia berusaha menenangkan dan menahan dirinya.
Oke. Sudah diputuskan ia akan maju.
Setengah hatinya mengumpati Dito yang salah informasi dan setengahnya lagi untuk Haris yang membiarkan dirinya manyambangi lelaki itu sendirian.
'Harusnya si Haris kasih intro dulu kek jadi kan bukan gue yang bilang mau nebeng.' Walaupun menggerutu dalam hati tapi Joy tetap saja menghampiri kakak kelasnya itu.
"Kak." Panggil Joyceline singkat saat sudah sampai di hadapan Doyoung. Sebenarnya ia hanya basa-basi karena tidak tahu akan berbicara apa sebagai pembuka. Pun Doyoung juga tahu kalau Joy menghampiri dirinya jadi sebetulnya kata 'kak' tadi tidak begitu diperlukan.
Doyoung diam saja melihat gadis di depannya.
"Kata Haris gue nebeng lo ke tempat acara ya?" Tanya Joy setelah berdekham pelan.
Satu alis Doyoung terangkat mendengar pertanyaan Joy."Jadi Haris katanya udah bilang ke elo kalo ada anak media yang mau nebeng kan? Nah yang mau nebeng itu gue, Kak." Ucap Joyceline menggenapi. Ia lupa kalau Haris belum memberi tahu Doyoung siapa yang akan numpang di motornya hari ini. Jelas saja Doyoung hanya bingung tanpa kalimat.
"Oh. Ngomong tuh yang jelas makanya."
Cuping hidup Joy mengembang. 'Tahan-tahan. Belum juga berangkat masa udah mau kepancing amarah aja diri ini.' Gerutu Joy dalam hati. Tapi di wajah, ia hanya bisa menampilkan senyum tipis sebagai respon.
Semua crew yang bertugas baik dari OSIS/MPK, media, sukarelawan, alumni, dan para guru pendamping sudah siap untuk berangkat. Barang-barang kebutuhan bakti sosial sudah selesai di muat ke mobil dan kendaraan pengangkut masa juga sudah berjajar siap dipergunakan.
Joy juga sedang bersiap di samping motor Doyoung. Helmnya sudah ia pakai dan dikancingkan sampai berbunyi 'klik', sepatu putihnya sudah ia kencangkan ikatannya agar tidak mengganggu dan cardigan birunya sudah ia kancingkan walau hanya 3 biji.
Lelaki yang akan memberinya boncengan sudah duduk di motor Vario Silvernya dengan helm bogo hitam dan jaket kulit hitamnya. Joy naik ke boncengan begitu di perintah. Ia tak ingin membuang tenaga untuk berdebat dengan lelaki ini, setidaknya sampai ia kembali selamat sampai di sekolah nanti.
Rombongan mulai berangkat satu-persatu setelah memastikan GPS tujuan sudah sama, pun dengan Doyoung dan Joyceline. Motor mereka beriringan dengan beberapa motor lainnya saat keluar dari gerbang sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUMI | KIM DOYOUNG [✔️]
Fiksi Penggemar"Terus berapa kali gue harus bilang kalo Lo itu cantik, Joyceline?" -Doyoung "Kenapa tiba-tiba ngomong gitu sih?" -Joyceline "Soalnya itu fakta." -Doyoung (19 Juni 2020-20 September 2021) ProjectNCT -Johnthenaa