Balistika

158 20 0
                                    

"To love is to burn, to be on fire." — Jane Austen, "Sense and Sensibility"

" — Jane Austen, "Sense and Sensibility"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Assala-"

"NAHH INI BOCAHNYAAAAA!!"  Belum selesai salam diucap sudah dipotong saja oleh teriakan seseorang.

Di ruang tengah sudah ada Dania yang duduk di sofa pendek, Juan di karpet bawah bersandingan dengan Lucas dan Jisung yang berbaring di pangkuan Johnny di sofa panjang. Formasi umum baginya, hanya Johnny yang jadi kombinasi baru mengingat kakaknya itu sudah ngekos.

"Ngapain lo pada di sini?" Joy melepaskan sling bagnya lalu duduk bersilah di karpet. Kepalanya disenderkan pada bahu Lucas.

Lucas yang merasakan beban tubuh Joyceline di pundaknya, sedikit memiringkan tubuhnya agar gadis itu lebih mudah bersandar.

"Mau minta klarifikasi! Iya kan Ju?!" Dania mendorong Juan dengan kaki panjangnya sampai lelaki itu terhentak.

"Anjir lu ganggu konsentrasi gue aja!"

"Heh bocah! Inget ya, lo kemari bukan buat mabar." Kan, telinga Joy sudah pengang padahal baru beberapa menit ia sampai di rumah.

"Mending lo cepetan kasih tau sebelum Dani nginep di sini. Dia dari tadi pagi udah semangat banget kek emak-emak mau ngelabrak pelakor nyeret gue kemari." Kata Juan tanpa menoleh.

"Lo jangan bikin gue berspekulasi macem-macem deh Joy." Dania geregetan.

"Berspekulasi apaan coba? Orang nggak ada apa-apa kek yang gue bilang tadi." Jawab Joy sambil memainkan lengan Lucas, menyisir bulu-bulu halus lelaki yang disenderinya itu. 

"Bang Jo nggak mau ikutan ngeroyok Kak Joy?" Jisung yang berbaring di pangkuan Johnny memutar badan bertanya.

Johnny menggeleng. "Entar aja kalo udah selo."

"Nunggu Jiji sama Kakak balik?" Anak SMP itu masih bertanya. Johnny hanya mengangguk. Jisung ikut mengangguk lalu kembali memutar badan menghadap TV.

Diam-diam, Johnny memperhatikan adiknya yang masih bersender ke Lucas. Joy nampak memegangi perutnya dan menggerutu lirih. "Udah makan belum lo?" Tanyanya.

"Boro-boro." Joy manyun. "Gema tidur tadi dari pas di TK. Nggak mungkin sempet mikir mampir makan orang tangan udah ga kerasa, yang penting mah nyampe dulu ke RS." Lanjutnya masih dengan menggelendoti lengan Lucas tapi dengan wajah yang menoleh pada kakaknya.

"NAH ITU APAAN BISA KE RS SEGALA?!" Suara menggelegar Dania kembali nyelonong tanpa izin.

"Ya nganterin Gema balik lah ke bokap-nyokapnya." Badan Joy terdorong saat Lucas bergerak.

"Lo kenal bokap-nyokapnya?" Tanya Lucas.

"Baru ketemu tadi." Jawab Joy pendek.

Kaki panjang Dania mendorong Joy dari belakang. "Bisa nggak sih lo ceritanya runut gitu? Biar otak gue nggak kerja rodi nih ah!" 

BUMI | KIM DOYOUNG [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang