"Terus berapa kali gue harus bilang kalo Lo itu cantik, Joyceline?"
-Doyoung
"Kenapa tiba-tiba ngomong gitu sih?" -Joyceline
"Soalnya itu fakta." -Doyoung
(19 Juni 2020-20 September 2021)
ProjectNCT
-Johnthenaa
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alam semesta dengan definisi yang dikaitkan dengan ruang dan waktu adalah sebuah kemungkinan untuk membayangkan ruang-waktu yang terputus, masing-masing sudah ada tapi tidak dapat berinteraksi satu sama lain. Sebuah metafora mudah divisualisasikan adalah sekelompok gelembung sabun terpisah, di mana pengamat yang tinggal di satu gelembung sabun tidak dapat berinteraksi dengan orang-orang pada gelembung sabun lain, bahkan pada prinsipnya. Menurut salah satu istilah umum, masing-masing "gelembung sabun" ruang-waktu dilambangkan sebagai alam semesta, seperti yang kita sebut bulan kami Bulan. Seluruh koleksi ruang ini yang terpisah-dilambangkan sebagai multiverse. Pada prinsipnya, semesta tidak berhubungan satu dengan lainnya, yang mungkin memiliki dimensionalitas topologi dan ruang-waktu yang berbeda. Berbagai bentuk materi, energi, dan hukum fisik yang berbeda dari fisik konstanta yang kita ketahui, meskipun kemungkinan tersebut saat ini spekulatif.
Joy sendiri tidak paham mengapa semesta selalu menghadirkan Doyoung di antara ruang-ruang geraknya yang sebetulnya tidak pernah saling bersentuhan dengan ruang-ruang gerak pria itu. Dia tidak harus saling bertemu dan berinteraksi menurut pertimbangannya tadi, tapi mungkin Joy yang salah karena hal itu kan hanya spekulasinya saja.
Hampir dua belas menit sudah Dania siaran di dalam dan Joy masih duduk di meja ruang kendali bersama 3 orang lain -Doyoung dan dua adik kelasnya. Kalau diperhatikan begini dekat, Joy baru sadar kalau sahabatnya itu penuh pesona. Dania itu sangat mudah bergaul dengan orang baru, dia juga cakap berbicara, ahli membangun suasana, soal wajah siapapun yang ditanya pasti akan menjawab kalau Dania itu cantik, tidak seperti dirinya yang biasa saja. Joy tersenyum melihat sahabatnya melambai dari dalam saat sebuah lagu permintaan seseorang diputar. Sedangkan semua orang di ruang kendali sibuk dengan porsi kehadiran mereka di sini. Selama dua belas menit ia duduk di sini, Joy juga mengamati Doyoung yang si kakak kelas judes yang setelah pertemuannya di hari ujian menjadi sering bertemu di hari-hari lain. Dua adik kelasnya berkali-kali di marahi olehnya karena beberapa kesalahan teknis, PC penyiar yang tidak tersambung ke server, mic yang tiba-tiba mati, hingga cerita pembaca yang belum disortir sampai lelaki iti harus membaca kilat terlebih dahulu puluhan email yang masuk untuk diberikan lima cerita kepada Dania di dalam. Kalau di pikir-pikir Doyoung judes tidak hanya kepada dirinya, tapi kepada setiap orang yang bergerak dalam ruang-ruangnya.
Ponsel Joy yang ia letakkan di meja bergetar sampai membuat ketiga orang lain di dalam ruangan itu menoleh. Dahi Doyoung sudah terlipat, Joy segera bangkit membawa ponselnya yang bergetar ke luar sambil membuat mimik 'maaf' pada semua orang.
"Halo" Joy menempelkan benda persegi panjang itu ke telinga kanannya.
'Lo udah sampe rumah belum Joy?'
"Masih di sekolah nungguin temen gue, kenapa? Tumben nelpon jam segini."
'Gue mau balik ngambil paket gue yang kemarin. Tapi lupa ga bawa kunci cadangan.'