BUMI | KIM DOYOUNG [✔️]

Si Merah

"Red is the ultimate cure for sadness." -Bill Blass

"Joy temenin gue jaga stand pendaftaran yuk?" Lucas menoel-noel pipi Joyceline yang sedang menunduk menatap layar ponselnya.

"Pendaftaraan apaan?"

"Meja pendaftaraan 3on3. Gue jaga sendirian masa. Kan kesepian."

"Emang temen-temen basket lo pada kemana?"

"Udah ada jadwal jaganya Joy. Gue harusnya sama si Dito nih. Tapi itu anak malah pacaran mulu sama Pak Wawan." Wajah sedih terpampang di wajah Lucas. Ia berusaha keras mendramatisir ekspresi wajahnya agar diberi belas kasihan.

"Kalo gue temenin, guenya dikasih apa?"

"Gue kasih foto gue yang paling cakep. Gimana?"

"Ogah ah. Pak RT komplek kita aja ga mau kali dikasih muka lo."

"Sialan. Canda doang gue. Gue traktir bakso di kantin. Mau nggak lo?"

Kepala Joy mendongak menatap sahabatnya. Matanya berbinar setelah mendengar kata bakso. Pikirnya lumayan juga ia tidak perlu keluar uang untuk menikmati semangkok bakso kantin hanya dengan menukar beberapa menit waktunya. Toh besok ia tidak punya PR untuk dibawa.

"Deal! Bayar di muka tapi ya?" Gadis ini nyengir lebar menunjukkan deretan giginya yang tersusun apik.

"Awas lo ya kalo kabur abis dijajanin. Ayok diri! Keburu Bang Doyoung ngamuk-ngamuk nih stand pendaftaran belum ada yang gantian jaga."

Sisi kuriositas Joyceline menyeruak setelah mendengar nama Doyoung.

"Kok ada dia Cas? Kan bukan anak basket?"

"Bang Doyoung kan anak OSIS/MPK markonah. Yang punya gawe lustrum ini kan ya mereka ini." Jawab Lucas. Joy sekarang sedang menimang kembali keputusannya tentang menemani Lucas menjaga pendaftaran. Kalau ia ikut, maka artinya ia akan bertemu Doyoung di sana nanti.

Tunggu dulu!

Kenapa sekarang kesannya jadi Joy main kucing-kucingan dengan Doyoung?

Ia menggelengkan kepalanya cepat. Mengusir pikiran anehnya dari otak lalu menyeret Lucas menuju kantin sebelum sahabatnya itu menarik kembali tawarannya.

Kantin penuh sesak dengan anak-anak yang ingin makan siang sebelum kegiatan ekstrakulikulernya. Lucas masih saja berjalan dengan diseret oleh Joy. Orang-orang yang tidak tahu kedekatan mereka sering kali salah sangka kalau mereka memiliki hubungan lebih dari sekadar teman karena masing-masing dari mereka tidak pernah mengelak pun meng-iya-kan rumor yang terus saja beredar.

Lucas yang dulu pasti akan sibuk menjelaskan ataupun menghajar orang-orang yang menyebarkan rumor, tapi Lucas yang sekarang tidak lagi melakukan hal itu karena kata Joy omongan mereka tidak memberi pengaruh apapun pada kehidupan mereka berdua jadi biarlah mereka sendiri yang lelah berasumsi.