Birthday Boy

163 18 0
                                    

"You have to get older, but you don't have to grow up." - Unknown

Diawali dengan candaan Mamanya, pagi hari Joy jadi terasa mendebarkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diawali dengan candaan Mamanya, pagi hari Joy jadi terasa mendebarkan.
Padahal dia hanya akan jalan-jalan ke pantai dengan Doyoung. Tidak ada hal yang harus ia debarkan. Tapi karena candaan Mamanya yang terus-terusan menggodanya dengan mengatakan 'semoga kencannya lencar' malah membuat hatinya terasa bolak-balik kebingungan.

Untung saja minggu ini Abang dan Papanya tidak pulang. Kalau semua orang di rumah, habis sudah Joyceline jadi bahan usil sekeluarga.

Mendengar bunyi ketukan di pintu depan membuat Joy berjalan cepat untuk membukakan pintu. Mamanya mengikuti dengan santai di belakang sambil menenteng potongan kain.

"Assalamualaikum." Salam Doyoung setelah sang tuan rumah membuka pintu.

"Waalaikumsalam." Joy dan Mamanya kompak menjawab.

Jujur. Dalam hati, Joy ingin sekali mengajak Doyoung untuk langsung berangkat tanpa masuk ke dalam rumah karena ia takut dan gugup kalau-kalau Mamanya mewawancarai Doyoung macam-macam.

Tapi apa daya? Mamanya kini sudah menyalip posisi Joy untuk menyambut uluran tangan Doyoung dan mempersilahkan kakak tingkatnya itu untuk masuk.

"Mau minum apa Doyoung?" Tanya Mama setelah mereka sampai di ruang tamu.

"Enggak usah repot-repot tante." Doyoung menolak halus. "Nanti kalau kelamaan ngobrol dulu, takutnya jadi kemaleman sampai rumah Joycelinenya." Jelasnya kemudian merasa tidak enak telah menolak tawaran minum dari Ibu Joyceline.

Mama tersenyum lalu mengangguk. "Baru mau tante pesenin, mulangin anak tantenya jangan kemaleman, gitu. Takut kenapa-napa kamu juga di jalan pulangnya kalo kemaleman."

"Ya sudah kalo begitu, saya izin mau jalan-jalan ajak Joyceline tante. Sekalian mau langsungan pamit berangkat." Pamit Doyoung setelah melirik Joyceline yang mengodenya bertanya kapan mereka berangkat.

Mama turut jalan ke depan sampai teras setelah Doyoung dan putrinya menyalami. Berpesan agar selalu berhati-hati di jalan dan jangan terlalu malam pulang demi keselamatan semua. Doyoung mengangguk lalu mengucap salam. Sedangkan Joyceline mengecup pipi kanan Mamanya lalu melambaikan tangan sebelum masuk ke dalam mobil Doyoung.

"Tumben pake mobil?" Tanya Joy begitu mendudukan dirinya di kursi penumpang.

Doyoung mengunci sabuk pengamannya lalu menyuruh gadis itu untuk melakukan hal yang sama sebelum menjawab. "Mau bilang menghindari ujan, tapi kan nggak bisa dihindari ya. Jadi, mengantisipasi ujan kayaknya lebih pas." Teoritis. Benar-benar seorang Doyoung.

Setelah satu pertanyaan itu, tak ada lagi yang bersuara di dalam mobil selain Spotify yang tersambung dengan telepon genggam Doyoung.
Doyoung berusaha memfokuskan dirinya untuk menyetir dengan menghadap ke jalan bukannya memperhatikan gadis di sampingnya dan Joy yang sibuk menatap ke jalanan sambil membaca iklan-iklan, sungguh dia jadi terbiasa membaca iklan karena Lucas.

BUMI | KIM DOYOUNG [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang