"Terus berapa kali gue harus bilang kalo Lo itu cantik, Joyceline?"
-Doyoung
"Kenapa tiba-tiba ngomong gitu sih?" -Joyceline
"Soalnya itu fakta." -Doyoung
(19 Juni 2020-20 September 2021)
ProjectNCT
-Johnthenaa
"Words are easy, like the wind; Faithful friends are hard to find." William Shakespeare
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Semalam Joy melakukan ritual mingguannya dengan Johnny. Ia menghabiskan malam minggunya berdua untuk mengobrol sampai tertidur. Mama memang sudah pulang, tapi Mama tak bergabung dengan mereka karena lelah, jadi setelah menemani si anak pertama makan di meja makan bawah beserta selingan obrolan, Mama langsung masuk ke kamarnya sendiri. Joy dan Johnnypun langsung menggoda Mamanya saat itu. Mereka bilang, 'Halah, bilang aja Mama mau vidcall kangen-kangenan sama Papa kan? Sok-sokan pake bilang capek ke kita lagi hahahaha' Lalu keduanya pun tertawa. Kalau anak-anak punya ritual mengobrol, orang tua mereka juga punya ritual video call. Maklum, Papa belum tentu bisa di rumah saat akhir pekan karena jadwal terbangnya.
Pagi ini langit cerah. Bumi masih dalam keadaan damai-damainya karena belum banyak orang-orang yang memulai kegiatannya. Angin tidak berhembus kencang, ia hanya berbisik pelan menyambut dedaunan. Bertiup tanpa suara ke seluruh penjuru kota, termasuk kamar Joy.
Joy sudah bangun sejak jam enam pagi. Ia sudah memulai kegiatan hari minggunya dengan olahraga lari ringan bersama Mama dan Abangnya di sekitar komplek perumahannya sampai ke taman. Sekarang semuanya sedang duduk-duduk di balai belakang rumah untuk mendinginkan diri sambil menunggu keringat yang bercucuran berhenti. Mama beranjak masuk lalu kembali ke balai dengan membawa air putih dan gelas untuk kedua anaknya yang asik meributkan mengapa taoge bisa disebut taoge dan bukan kecambah.
"Udah dulu berantemnya. Nih minum dulu biar enggak dehidrasi." Mama menyerahkan gelas ke masing-masing anaknya dan menuangkan air sampai bibir gelas. Johnny langsung meneguk habis isi gelasnya tapi Joy malah meletakkan gelasnya diatas meja. Memandang kejauhan seakan bisa melihat ujung horizon.
"Ma." Suara Joy memecah momen yang tenang itu. "Kenapa ya Bumi bisa kelihatan tenang banget kayak pagi ini? Padahal Bumi sebenernya sibuk dengan dirinya."
Mama dan Johnny saling berpandangan setelah mendengar pertanyaan random Joy. Mamanya membenarkan ikatan tali di rambutnya sebelum menjawab, "Wah kalau itu Mama belum pernah belajar sayang, kan Mama jurusan Tata Busana dulu kuliahnya, menurut Abang gimana?"
"Kalau nanyanya Mekanika Kuantum si Abang tahu jawabannya Ma. Kalau kayak ginian kan lo lebih ahli Joy." Ujar Johnny sambil ikut meletakkan gelasnya di meja. Kedua tangannya ia tautkan di belakang kepala, dirinya menyandar rileks pada bean bag merah ini. Pandangan matanya mengikuti Joy menatap langit ke kejauhan.
---
"Joy, Lucas udah dateng tuh, sana samperin." Mama membuka pintu kamar anak perempuannya dan menyampaikan pesan tersebut. Yang diberi tahu masih sibuk dengan buku dan segelas es susu coklatnya.
"Kok kamu belum siap-siap sih? Kan udah janjian sama Lucas katanya." Mama menghampiri Joy yang sedang duduk di kursi belajarnya. Mengelus puncak kepala anaknya pelan sambil melirik buku apa yang kiranya sedang asik dibaca si bungsu.