Si Ungu

175 24 0
                                    

"That queen of secrecy, the violet." -John Keats

Botol minum Tupperware ungu berbentuk pinguin Joyceline putar-putar dalam genggaman tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Botol minum Tupperware ungu berbentuk pinguin Joyceline putar-putar dalam genggaman tangannya. Sebuah warna yang ada antara violet dan magenta, ungu, warna yang sangat elegan dan penuh kerahasiaan. Entah apa yang ada dalam pikiran Mamanya saat membeli botol yang lebih cocok untuk anak TK ini. Tadinya ia ingin protes, tapi semakin dilihat botol ini semakin memikat hatinya.

Isinya sudah setengah habis. Itupun sudah ia isi ulang tadi di sekre majalah sekolah. Tidak apa-apa, Joy kembali melanjutkan kegiatan tidak bergunanya memutar-mutar si botol lucu.

Seperti de javu. Orang yang mengajaknya bertemu malah datang lebih lama daripada dia yang sudah agak lama duduk di bangku panjang taman belakang sekolah. Harusnya sekarang ia sibuk mempersiapkan seminar bahasa Indonesia seperti temam-teman kelasnya yang lain. Tapi karena chat Doyoung yang datang semalam tanpa diduga, Joy jadi harus menyisihkan sedikit waktunya untuk bertemu Doyoung. Duh kalau diingat iya berusaha membagi waktunya di masa genting tapi Doyoung malah belum datang dan membuat Joy sebal.

Doyoung sebenarnya bukan sengaja datang terlambat. Ia sendiri sudah gelisah dalam duduknya dan berkali-kali melihat jam tangan hitam yang melingkar nyaman di pergelangan tangannya. Hari ini tidak ada jadwal rapat dengan pembina OSIS/MPK. Tapi karena ada 1 hal krusial perihal persiapan upacara inti lustrum akhirnya mau tidak mau mereka hasur segera membicarakan ini dengan pembina OSIS/MPK agar dibahas lebih lanjut dengan jajaran petinggi sekolah.

"Jadi begitu saja ya? Saya rasa sudah tidak ada kendala sekarang ya?" Pembina OSIS melihat pengurus OSIS/MPK sejenak sampai mereka menggeleng dan menutup rapat dadakan siang hari ini. 

'Hah.'Doyoung menghela napas lega, ia melongok jam tangannya. Kurang lebih dua puluh menit ia telat dari waktu yang telah ia janjikan sendiri. Buru-buru ia membereskan alat tulisnya dan berlari menuju taman belakang. Ada hal penting yang harus ia sampaikan pada Joyceline. Sejujurnya ia sudah deg-degan sejak semalam. Tapi ia jadi lupa rasa berdebar itu dan tergeser jadi rasa frustasi lantaran permasalahan inti acara Lustrum sekolahnya.

Gadis itu masih di sana. Tertunduk memainkan tali botol minumannya dengan bibir mngerucut. Duh kalau begini Doyoung jadi semakin yakin bahwa benar ia harus berbicara dengan Joyceline.

"Basi banget gue tau tapi sorry acara OSIS dan mendadak." Ucapnya dengan terengah-engah. 

Joyceline mengangguk lalu menggeser duduknya sedikit ke tepi. "Nafas dulu Kak." Ucapnya sambil menepuk space kosong di sebelahnya.

Gadis itu menyodorkan Tupperware pinguinnya dengan ragu-ragu. "Minum?" Tawarnya pada Doyoung yang berpeluh. Ia tidak tahu darimana Doyoung dan mengapa lelaki itu berlari, tapi ia sedikit kasihan mendengar nafasnya yang ngos-ngosan.

"Thanks." Kata Doyoung sambil menerima uluran tangan Joy. "Kalo habis-"

"Nggak papa." Jawab Joy sebelum kakak kelasnya sempat menyelesaikan kalimat.

BUMI | KIM DOYOUNG [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang