Si Angin Kencang

371 57 42
                                    

"The pessimist complains about the wind; the optimist expects it to change; the realist adjusts the sails." William Arthur Ward.

Katanya, Bumi itu tempat tinggal bagi jutaan makhluk hidup, termasuk manusia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Katanya, Bumi itu tempat tinggal bagi jutaan makhluk hidup, termasuk manusia. Sumber daya mineral Bumi dan produk-produk biosfer lainnya bersumbangsih terhadap penyediaan sumber daya untuk mendukung populasi manusia global. Wilayah Bumi yang dihuni manusia dikelompokkan menjadi 200 negara berdaulat, yang saling berinteraksi satu sama lain melalui diplomasi, pelancongan, perdagangan, dan aksi militer.

'Terus peran hidup gue selama di bumi sampai saat ini setelah berinteraksi dengan manusia lain selama belasan tahun ini apaan dong? Pelancong? Diplomat? Dagang? Militer? Kayaknya ga ada selain rebahan doang deh ya' Pikiran Joy melayang sejenak setelah pintu rumah Dani terbuka.

'Enggak penting Joy! Please deh fokus! Lo harus fokus! Ini adalah saat yang tepat buat lo melakukan diplomasi. Iya. Diplomasi antara gue dan Dani. Gue harus bisa menyelesaikan perkara dan menyesuaikannya ke kehidupan normal lagi.' Lanjutnya dalam hati. Lucas bergeser dari hadapannya hingga ia bertemu pandangan dengan Dani. Dania, teman kelasnya yang ia jauhi akhir-akhir ini karena alasan salah paham katanya. Lucas berpindah menjadi berdiri di belakang Joy dan sedikit mendorong badan Joy agar berdiri lebih dekat dengan Dania.

"Jangan lupa salam dulu. Nggak usah pake diem-dieman kenapa?" Kata Lucas.

Joy mengangkat tangannya dengan kaku lalu berkata, "Halo Dan, apa kabar?"

Dania melipat tangannya lalu menyandarkan dirinya ke pintu. Sedikit mengangkat ujung bibirnya ke atas, memperhatikan gerak kaku Joy dari atas ke bawah, dan mendengus pelan.

"Udah mau ngomong sama gue, lo? Kirain udah dipecat jadi temen kemarin." Ujar Dania, cewek kelahiran Bogor tujuh belas tahun lalu yang juga teman sekelas Joy ini.

"Dani pertama...sorry gue udah kabur gitu aja. Kedua...sorry juga udah ngehindarin lo. Terus gue ke sini-"

"Dani kalo gue pertama masuk dulu boleh nggak? Gerah nih motoran sama bocah satu ini." Perkataan Joy belum selesai tapi sudah dipotong oleh Lucas. Tangan Lucas sudah sibuk mengipas-ngipas dirinya sendiri dengan hoodienya dan seluruh wajahnya mengerut menunjukkan ketidakpuasan.

"Yaudah masuk-masuk sini. Mau minum apa lo pada?" Dania mendahului Joy dan Lucas masuk ke dalam rumah. Setelah mempersilahkan Joy dan Lucas untuk duduk di ruang tamu, Dania menuju ke dapur untuk mengambilkan minuman kedua temannya itu.

"Apa aja yang penting mahal buat gue Dan." Itu Lucas yang menjawab. Tanpa rasa malu lengkap disertai cengiran di wajahnya.

Kini semuanya sudah duduk di ruang tamu kediaman keluarga Dania. Lucas di sebelah Joy dan Dania berhadapan dengan Joy. Lucas sebagai, sopir, satu-satunya lelaki di sana memilih untuk diam memperhatikan situasi saja selama tidak ada baku hantam. Joy masih menunduk menatap ujung jari kakinya memilah kalimat demi kalimat untuk disampaikan pada lawan bicaranya di seberang meja.

BUMI | KIM DOYOUNG [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang