Part 30

105 11 0
                                    

"Aku..." ucap Rika sedikit mengantung.

Semua menatap Rika, lebih tepatnya Novan yang menatap Rika dengan perasaan penuh harap.

"Van, jujur. Ini terlalu cepat buat aku. Kedatangan kamu terlalu mendadak, dan aku bingung mau jawab apa. Aku takut mengambil keputusan yang salah" jelas Rika.

"Aku tau ini memang mendadak Rik, dan gak mudah untuk kamu menjawab" ucap Novan menunduk.

"Kasih aku waktu" ucap Rika.

"Berapa lama?" tanya Novan.

Rika terdiam sejenak. Memikirkan berapa lama yang ia butuhkan agar memberikan keputusan yang tepat. Rika menarik napasnya dan menghembuskan perlahan.

"Besok aku jawab" ucap Rika.

"Besok om dan tante sekaligus Novan, bisa kembali lagi kesini" ucap Rika memutuskan.

Bunda Anin, ayah Dhirga dan Novan hanya bisa mengangguk mendengar keputusan Rika. Mereka akan mendengarkan jawaban Rika besok.

"Kebetulan kami belum makan malam, dan saya yakin juga pasti kalian belum. Bagaimana kalo kita makan malam bersama?" tawar mama Anita.

"Apa tidak merepotkan?" tanya bunda Anin merasa tidak enak.

"Nggak kok, kan bentar lagi kita bakal jadi keluarga" ucap mama Anita yang membuat semua terkekeh kecuali Rika. Ia malah menatap tajam kearah mamanya.

Mereka makan malam bersama, suasana sangat hening. Hanya terdengar dentingan sendok dengan piring.

Rika dan Novan yang terlebih dulu selesai. Sesaat Rika hanya terdiam, sambil menunggu orang tuanya dan orang tua Novan selesai.

Seketika Rika meminta izin untuk berbicara sebentar dengan Novan diruang tamu.

"Pa, ma. Rika izin keruang tamu dulu ya. Mau bicara sama Novan" ucap Rika sambil melirik Novan. Kedua orang tuanya pun mengangguk.

Rika dan Novan beranjak dari duduknya dan berjalan menuju ruang tamu.

"Kamu mau ngomong apa?" tanya Novan sesampainya diruang tamu.

"Van, kamu beneran serius sama rencana kamu tadi?" tanya Rika serius.

"Rik. Kalo aku gak serius, buat apa malam ini aku dateng kesini sama orang tua aku. Gak mungkin kan aku dateng kesini hanya buat ngeprank kamu atau keluarga kamu. Itu sama aja aku permalukan orang tua aku" jelas Novan.

"Aku harap kamu ngerti" lanjut Novan menunduk.

"Aku perlu untuk berpikir" ucap Rika.

"Aku cuma berharap, kamu besok ngasih keputusan yang tepat" ucap Novan.

Obrolan mereka terhenti, karena kedua orang tua mereka yang datang.

"Terimakasih pak Wijaya dan ibu Anita atas suguhannya. Dan mohon maaf, jika kedatangan kami mendadak dan merepotkan kalian" ucap ayah Dhirga.

"Tidak masalah pak, sudah kewajiban kami sebagai tuan rumah untuk melayani tamu dengan baik" ucap papa Wijaya tersenyum.

Akhirnya Novan dan kedua orang tuanya berpamitan untuk pulang.

****

Pagi harinya Rika bersiap untuk berangkat sekolah. Ia berjalan menuju tempat makan, yang sudah terdapat kedua orang tuanya.

"Pagi pa, ma" sapa Rika sambil duduk disebelah mamanya.

"Pagi sayang" jawab kedua orang tuanya.

Idaman HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang