Part 21

168 9 0
                                    

Malam ini gue lagi ngumpul sama kedua sahabat gue di halaman belakang rumah gue.

"Van, keluar yuk. Nyari cemilan gitu" ajak Adip.

"Lo aja sana, gue males" jawab gue.

"Qil, keluar yuk" ajak Adip pada Aqil.

"Mager Dip, lagian lo mau makan apaan sih. Udah jelas makanan banyak begini, lo masih ribet mau beli diluar" ucap Aqil.

"Ekhem" suara gue membuat mereka menoleh.

"Gue mau ngomong serius" ucap gue pada mereka.

"Yaelah Van, gaya lo pakek mau ngomong serius. Hidup lo kan emang gak pernah bercanda dari dulu, dataran. Semua lo anggap serius" ucap Adip menimpali.

Gue liat Aqil menatap tajam kearah Adip. Mengisyaratkan bahwa gue emang beneran serius.

"Iya deh iyaa" ucap Adip menghela napasnya.

"Lanjutkan Van" ucap Aqil.

"Tanda-tanda orang jatuh cinta gimana?" tanya gue, seketika membuat mereka cengo.

"Lo serius Van, gak salah ngomong gitu?" ucap Adip.

"Hmm" ucap gue.

"Kenapa tiba-tiba nanya gitu Van?" tanya Aqil.

"Pengen tau aja" jawab gue singkat.

"Lo lagi jatuh cinta? Makanya lo nanya gitu ama kita" jelas Adip.

"Gue gak tau" jawab gue cuek.

"Lo kenapa?" tanya Aqil seakan tau apa yang gue pikirin akhir-akhir ini.

"Gue gak ngerti" ucap gue.

"Coba lo cerita dulu, apa yang pengen lo ungkapin. Biar kita tau" ucap Aqil.

"Gue ngerasa akhir-akhir ada yang beda, tapi gue gak yakin sama perasaan gue" ucap gue sambil menatap kedua sahabat gue.

"Lo suka sama Rika?" tanya Aqil.

"Kenapa lo tanya gitu?" tanya gue balik.

"Van, kita sahabatan gak cuma sehari. Kita tau apa yang lo pikirin saat ini, meskipun lo gak cerita sama kita" ucap Adip.

"Bener apa yang dibilang Adip. Kita tau, lo ada perasaan sama Rika. Karna cara lo ngeliat dia tu beda. Orang bisa tertipu sama sikap lo ke Rika, tapi nggak dengan gue dan Adip. Kita tau, lo selalu ngelak bahwa itu perasaan suka. Tapi nyatanya memang itu, hanya saja lo itu gak tau apa arti cinta" jelas Aqil.

"Gue gak mau salah mengartikan perasaan. Siapa tau ini hanya perasaan nyaman sebagai teman" ucap gue tetep mengelak.

"Van, kita tau lo belum sadar sama perasaan lo sendiri. Sekarang gue tanya, lo marah gak kalo liat Rika sama cowok lain?" tanya Aqil natap gue serius.

"Gak" ucap gue biasa aja.

"Yakin?" ucap Aqil.

"Iya" ucap gue menghela napas.

"Owh ya udah, berarti lo gak suka sama Rika. Soalnya kemaren gue liat status dia di WA, foto sama cowok. Pas gue komen, katanya orang yang mau lamar dia nanti setelah lulus" jelas Aqil santai. Seketika gue muncul perasaan aneh.

"Siapa?" tanya gue.

"Apanya?" ucap Aqil memperjelas.

"Namanya" ucap gue.

Aqil masih belum paham dengan apa yang gue omongin, dia masih terus mikir.

"Van, lo kalo ngomong yang jelas dong. Kasian nih Aqil, dia udah pinter malah lo buat goblok seketika" ucap Adip menghela napasnya.

"Siapa nama cowok di foto itu" ucap gue memperjelas.

"Owh, ngomong dong dari tadi" ucap Aqil setelah mengerti arah pembicaraan gue.

"Gue gak tau" lanjut Aqil.

"Kalo gue suka, gue harus gimana?" tanya gue.

"Kan lo sendiri yang bilang, lo gak suka sama Rika" ucap Aqil heran.

"Gue gak tau ini perasaan suka atau gimana. Gue takut kalo gue bilang suka, tapi nyatanya itu hanya sementara. Kalian tau sendiri kan, gue gak mau buat perempuan sakit hati. Gue gak mau buat orang nangis karna ulah gue nanti" ucap gue.

"Iya sih, terus kita mesti bantu apa?" tanya Adip. Gue hanya merespon dengan gelengan kepala.

"Ya udah, lo jalanin aja kayak biasanya. Ntar kalo lo ngerasa ada perasaan aneh, lo cerita sama kita" ucap Aqil. Gue hanya mengangguk.

Skip

Pagi ini gue sarapan sama kedua orang tua gue. Awalnya sih gak ada obrolan. Tapi tiba-tiba bunda memulai obrolan.

"Van, bunda mau tanya boleh?" tanya bunda.

"Tanya apa bun?" ucap gue.

"Rika itu siapa?" ucap bunda, tiba-tiba gue keselek denger pertanyaan dari bunda. Kenapa bunda jadi kepo sama Rika?

"Memangnya kenapa bun?" tanya gue.

"Ya gakpapa, bunda penasaran aja. Soalnya jarang-jarang bunda dengerin kamu ngomongin soal perempuan sama kedua sahabat kamu" jelas bunda.

"Bunda nguping ya?" ucap gue nuduh bunda.

"Huss, enak aja nuduh bunda nguping. Bunda tu gak sengaja lewat depan kamar kamu, nah pas lewat itu bunda denger kalian lagi bahas perempuan bernama Rika. Emang dia siapa Van?" ucap sambil menaik turunkan alisnya berniat menggoda gue.

"Apaan sih bun, bukan siapa-siapa juga" ucap gue berusaha bersikap biasa aja.

"Halah, paling juga ada sesuatu. Bunda itu tau banget tentang kamu Van, kamu kan paling gak suka banget bahas cwek semenjak putus dengan Amel" ucap bunda.

"Udah ah, Novan berangkat sekarang. Takut telat" ucap gue sambil mencium tangan bokap dan nyokap.

"Bilang aja kalo kamu mau kabur dari obrolan" sindir bunda. Gue hanya menghela napas.

"Bun, kita bahas ini nanti ya. Sekarang Novan mau sekolah dulu, kalo kita bahas sekarang ntar aku telat" ucap gue.

"Awas, bunda tagih nanti. Ingetin ya yah, nanti Novan punya janji" ucap bunda pada ayah.

"Bunda terlalu kepo sama urusan anak muda" ucap ayah terkekeh.

"Iyalah yah, gimana gak kepo! Yang dibahas kan calon mantu bunda sama ayah" ucap bunda santai.

"Belum pasti bun. Udah ah,bunda pagi-pagi udah bikin Novan pusing" ucap gue sambil berjalan keluar rumah menuju motor kesayangan gue, dan gue melajukan dengan kecepatan rata-rata menuju sekolah.

####

Hay😀akhirnya bisa update lagi😅
Pengennya sih update dari beberapa bulan yang lalu.
Tapi gak jadi, karna buntu buat nyusun part selanjutnya😁

Masih adakah yang nunggu sampai ending???😀
Saya harap sih begitu😊

Idaman HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang