Part 4

219 14 0
                                    

Dua hari telah berlalu untuk masa MOS. Dan ini hari terakhir untuk para peserta menjalani MOS.

Di hari terakhir ini, kegiatan yang dilakukan perbeda dengan hari pertama dan kedua. Karna hari ini mereka menutup kegiatan MOS dengan acara PENTAS SENI. Jadi, para OSIS SMA 1 TUNAS memberi tugas kepada peserta didik baru untuk mewakilkan kelas nya dengan menunjukkan bakat yang mereka punya.

Penutupan dilaksanakan di dalam aula. Awal acara dibuka dengan sambutan dari pembawa acara, dilanjut sambutan dari kepala sekolah, dan terakhir sambutan dari ketua OSIS.

*****

Skip


Beberapa kelas telah menampilkan bakatnya. Kini giliran penampilan dari kelas Anggrek yaitu kelas Novan dan Rika. Kelas ini menampilkan sebuah drama yang menceritan tentang sejarah kepahlawanan.

Hanya butuh waktu 15 menit untuk mereka menampilkan drama tersebut. Kini berganti untuk kelas Tulib menampilkan bakatnya. Kelas ini menampilkan sebuah nyanyian yang dibawakan oleh seorang laki-laki dengan gitar dalam pangkuannya. Laki-laki itu berparas tampan, dengan kulit putih, hidung mancung yang menambah kepesonaan laki-laki itu.

"Ekhem" deheman dari laki-laki tersebut
"Selamat siang semua, saya akan membawakan sebuah lagu untuk perwakilan kelas saya sekaligus ingin mengungkapkan isi hati saya terhadap orang yang pernah singgah dihati saya. Saya ingin dia tahu, bahwa saya masih memiliki rasa yang sama terhadapnya. Dan begitu sulit untuk melupakan itu semua. Orang itu berada di tengah-tengah kita. Dia cantik, manis, wanita baik hati dan berhijab. Yang mampu membuat saya tidak melirik wanita lain, selain dia seorang" lanjutnya.

Petikan gitar mulai terdengar dari atas panggung, menghiasi setiap penjuru aula. Membuat para penonton tersenyum.

"Loh, itu bukannya fian ya syif. Fian mantan lo bukan sih?" ucap laily saat melihat laki-laki yang berada diatas panggung saat ini.

"Apaan sih Lai, gak mungkin itu Fian. Ngaco lo, mungkin aja dia hanya mirip dengan Fian" jawab Assyifa.

"Iih, syifa.. Itu bukan hanya sekedar mirip sama Fian. Tapi emang itu Fian" laily masih tetap keukeh bawah laki-laki itu mantan dari Assyifa.

"Ya udah sih, kalaupun itu Fian. Trus mau diapain?" ucap Assyifa memutar bola matanya malas.

"Kalo itu bener Fian, berarti lagu ini dia persembahkan buat lo" ucap Laily heboh.

Assyifa diam saja, dia malas menanggapi omongan Laily. Gak mungkin Fian nyanyi lagu itu untuknya, karna mereka sudah lama lost contact.

Pernah ada rasa cinta
Antara kita kini tinggal kenangan
Inginku lupakan semua tentang dirimu
Namun tak lagi kan seperti dirimu
Oh Bintangku

Laki-laki itu mulai mengeluarkan suara merdunya bersamaan dengan petikan gitarnya. Tatapan matanya lurus kedepan, menatap salah satu perempuan yang berada ditengah-tengah penonton. Perempuan bergamis biru dengan kerudung panjangnya, yang membuat kecantikannya terpancar.

Jauh kau pergi meninggalkan diriku
Di sini aku merindukan dirimu oohhh
Kini ku coba mencari penggantimu
Namun tak lagi kan seperti dirimu
Oh Kekasih

Pernah ada rasa cinta
Antara kita kini tinggal kenangan
Inginku lupakan semua tentang dirimu
Namun tak lagi kan seperti dirimu
Oh Bintangku

Jauh kau pergi meninggalkan diriku

Di sini aku merindukan dirimu oohh
Kini ku coba mencari penggantimu
Namun tak lagi kan seperti dirimu
Oh Kekasih
Jauh kau pergi meninggalkan diriku
Di sini aku merindukan dirimu oohh
Kini ku coba mencari penggantimu
Namun tak lagi kan seperti dirimu
Oh Kekasih
Pernah ada rasa cinta
Antara kita kini tinggal kenangan...

Laki-laki itu mengakhiri lagunya dengan tanggan menunjuk seorang perempuan yang menjadi objek pandangnya dari awal menaiki panggung ini. Laki-laki itu tersenyum, namun sepertinya perempuan itu tidak menyadari sikap laki-laki itu.

Penonton memberikan tepuk tangan yang meriah, karna penampilan yang keren dan suara yang merdu. Para siswi berteriak histeris saat laki-laki itu menunjuk seseorang, semua mencari objek yang ditunjuk laki-laki tersebut.

Laily yang menyadari itu, langsung menepuk pundak Assyifa keras.

"Gila syif, itu lagu beneran buat lo. Fian nunjuk lo syif" ucap laily heboh, membuat mereka menjadi tontonan.

"Apaan sih lai, udah deh gak usah heboh. Bikin malu aja lo, lagian sok tau banget. Emang lo kira mantan dia cuma gue doang, siapa tau setelah putus dengan gue dia punya mantan lagi dan bersekolah disini juga" ucap Assyifa masih gak percaya apa yang dibilang Laily.

"Sumpah ya, lo tu gak peka atau gimana sih syif. Udah jelas mantan terindah Fian itu lo, gak ada yang lain" ucap Laily masih tetap meyakinkan Assyifa.

"Jika terindah, kenapa harus jadi mantan. Itu tandanya dia bukan yang terbaik untuk syifa" ucap seseorang yang tiba-tiba berdiri disamping Assyifa, membuat keduanya menoleh. Dia adalah Aqil.

Aqil menatap Assyifa dengan tersenyum. Menatap perempuan yang membuatnya jatuh cinta dari awal bertemu dengannya.

"Sial lo, ngagetin aja sih" ucap Laily kaget.

"Eh, Aqil. Darimana aja, kok baru kelihatan" sapa Assyifa ramah.

"Habis dari taman belakang sekolah, lagian bosen banget gue disini. Terlalu berisik" jawab Aqil.

"Eh, si mulut toak bisa kaget juga ya. Ati-ati qil, ntar jatungan noh" ucap Adip menyindir Laily.

"Heh, mulut lemes. Ngapain lo disini, empet gue liat muka lo" ucap laily kesel dengan tingkah Adip yang selalu mencari gara-gara dengannya.

"Dih, lo ngatain gue mulut lemes? Sorry ye, gue itu cwok cool.. Jangan disamain dengan Lambe Turah dong" jawab Adip.

"Cool dari kolong jembatan, muka lo itu gak pantes dibilang cool. Masih kerenan Aqil sma Novan kali" jawab laily dengan tampang mengejek.

"Eh jangan salah lo, gini-gini gue juga banyak yang suka kali" ucap Adip.

"Iya, banyak yang suka. Suka pengen nampol lo" ucap Laily sewot

"Udah deh Lai, kenapa sih kalian selalu debat tiap kali ketemu" Assyifa menengahi perdebatan mereka.

"Lo juga Dip, bisa gak sih gak usah godain Laily terus. Atau jangan-jangan lo suka ya?" tanya Aqil.

"Dih, gue suka sama dia?" ucapnya sambil menunjuk Laily.

"Kyak kagak ada cwek lagi di dunia ini, sampek gue harus suka ama model beginian" lanjutnya.

"Heh,, lo kira gue juga bakal suka sama cwok tengil kayak lo. Sorry, bukan tipe gue banget" ucap Laily dengan keselnya

"Udah-udah. Qil, kita duluan ya. Mau nyari Rika, soalnya tadi gak bareng sama kita. Sampek ketemu dikelas ya" pamit Assyifa sambil menarik Laily.

Idaman HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang