Part 5

204 15 0
                                    

Rika pov

Hari ini terakhir gue ngelaksanain MOS. Semua peserta pada ngumpul di aula, karna memang acara akan dilaksanakan di tempat itu.

Agenda hari ini, hanya pentas seni . Gue gabut banget dari tadi cuma diem aja di aula, kedua sahabat gue juga pada ngilang. Karna waktu perjalanan menuju aula, gue izin buat ke toilet dulu.

Berhubung gue males buat nyari kedua sahabat gue, karna tempat ini rame. Jadi gak mudah bagi gue buat nemuin mereka, gue milih ngacir ke rooftop.

****


Author pov

Ditempat yang jauh dari keramaian. Tempat yang menjadi favorit untuk murid-murid bolos dan menenangkan diri jika banyak masalah.

Seorang laki-laki tampan sedang duduk di rooftop, menatap langit yang cerah tanpa mendung. Menikmati setiap hembusan angin yang menerpa wajah tampannya. Laki-laki tampan itu lebih suka kesunyian daripada keramaian. Seharusnya saat ini dia berada di aula bersama murid-murid yang lain untuk penutupan MOS. Tetapi, dia gak peduli dengan acara itu. Dia lebih memilih menyendiri.

Novan Bakti Dhirgama itu lah nama lelaki tampan tersebut.

Cukup lama Novan merasakan kesunyian dan ketenangannya. Dia mendengar langkah seseorang yang baru menapaki kaki di lantai rooftop. Sekilas novan menoleh untuk memastikan bahwa ada seseorang yang baru datang ke tempat ini.

Di pintu rooftop itu, dia melihat seorang perempuan tengah berdiri dengan gamis biru lengkap dengan kerudung panjangnya yang selalu menghiasi kepalanya. Perempuan itu menatapnya datar.

"Sorry, gue kira disini gak ada orang" ucap perempuan itu.

Novan kembali menatap langit tanpa merespon ucapan perempuan itu.

Karna tidak mendapat respon, perempuan tersebut berniat pergi dan mencari tempat lain untuk bersantai sampai acara penutupan MOS itu selesai. Saat ingin beranjak pergi menuruni tangga, sebuah suara membuatnya berhenti.

"Mau kemana" ucap suara itu datar.

"Gue mau cari tempat lain" jawab Rika. Iya, perempuan tadi adalah Rika. Perempuan yang terkenal cueknya. Meskipun dia menggunakan hijab.

"Buat apa cari tempat lain, jika tempat ini yang buat lo nyaman" ucap Novan tanpa menoleh ke arah Rika.

"Gue hanya ingin pergi dan gak mengganggu ketenangan lo" jawab Rika.

"Ini tempat umum, bukan tempat pribadi gue. Siapa aja boleh datang" ucap Novan.

Rika diam tak menjawab ucapan Novan. Karna tak mendapat respon, Novan menoleh menatap Rika. Novan berdiri dan mendekati Rika.

"Lo Rika kan?" ucap nya.

"Iya" jawab Rika dengan pandangan menunduk dan tak berniat menatap lawan bicaranya.

"Yang ngomong ada didepan lo, bukan dibawah lo" ucap Novan datar.

"Memandang lawan bicara kita yang bukan muhrimnya hukum nya haram, dan termasuk zina" jawab Rika dengar datar dan tetap menunduk.

"Lo berhijab, tapi datar gak pernah nampakin sikap ramah" ucap Novan. Sesaat setelahnya, dia baru sadar telah berkomentar sikap orang. Padahal itu bukan sifat dari novan, cwok yang selama ini terkenal cuek dan dingin tanpa peduli dengan orang lain. Kini malah berkomentar.

"Udah menjadi kebiasaan gue dari kecil, lagi pula tidak ada bedanya dengan lo" jawab Rika sekaligus menyindir sikap novan yang cuek.

"Lo gak capek ngomong sambil berdiri?" ucap novan mengabaikan ucapan Rika dan beranjak kembali ke tempat duduknya dari tadi.

"Duduk, gue gak bakal ngapa-ngapain lo. Gue gak akan nyentuh cwek berhijab seperti lo, gue tau aturan agama" ucap novan masih dengan datarnya, walaupun ngomong panjang lebar.

"Sejak kapan lo ngomong panjang?" tanya Rika. Karna yang dia tahu selama satu kelas dengan novan 2 hari yang lalu,tak pernah mendengar novan ngomong panjang.

Novan diam, mengabaikan ucapan Rika. Karna dia juga bingung dengan dirinya sendiri, yang dapat ngomong panjang ke orang lain. Kecuali keluarganya, kepada sahabatnya pun dia sering cuek.

******

Skip

Bel pulang berbunyi, semua murid berhamburan menuju parkiran untuk pulang.

"Rik, jalan dulu yuk sebelum pulang kerumah. Gabut banget gue kalo langsung pulang" ajak laily.

"Males" jawab Rika singkat.

Assyifa hanya menggelengkan kepala, melihat sikap sahabatnya yang tak bisa dirubah. Ntah kapan sahabatnya itu akan ramah pada orang, tersenyum didepan umum dan merasakan cinta. Karna memang Rika tidak pernah merasakan pacaran. Alasannya, karna pacaran hanya bikin sakit hati dan menambah beban pikiran kita.

"Singkat amat tu jawaban, emang mahal banget ya Rik omongan lo? Sampek sahabatpun lo cuekin" ucap Laily.

"Ya udah syif, kita jalan berdua aja" lanjut Laily mengajak Assyifa.

"Jangan sekarang deh lai, gue lagi males juga mau jalan-jalan" ucap Assyifa.

"Gak kasian apa sama jomblo, jalan sendiri mulu" ucap Laily merajuk.

"Jones mah, jones aja sendiri. Gak usah ajak-ajak sahabatnya" ucap Adip yang baru dateng dan menyindir Laily.

Mendengar suara itu, langsung membuat Laily menatap Adip sinis.

"Apaan sih lo, nyambung aja gak ada kabel juga" ucap Laily sinis.

Idaman HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang