Part 10

167 15 0
                                    

Yang dimulmed itu Fian yaa

"Gini aja deh, gue telfon sepupu gue aja gimana? Ntar devia bareng dia" Lanjut Aqil.

"Boleh juga tu, asal gak ngerepotin aja" Setuju syifa.

"Gak bakal, ntar ya gue telfon dulu"

Setelah Aqil menelfon sepupunya, sekitar 15 menit sepupu Aqil sampai dirumah Rika.
"Bang, lama amat sih. Kita hampir telat nih" Omel Aqil pada Fakih.

"Yaelah, lo udah minta tolong. Masih ngomel lagi. Kan lo ngabarinnya mendadak dodol, ya wajar dong. Masih untung gue mau bantu" Bela Fakih pada dirinya sendiri.
"Maaf, bisa gak kita berangkat sekarang? Soalnya 10 menit lagi bakal dimulai acaranya" Sambung syifa menengahi mereka.

"Widih, cantik bener. Siapa namanya neng?" Jawab Fakih.

"Woy bang, gue minta tolong lo buat anterin yang itu tu. Bukan godain gebetan gue" Emosi Aqil yang tidak terima karna Fakih menggoda syifa.

"Santai kali, cantik juga tu yang mau gue bonceng. Namanya siapa qil?" Tanya Aqil.

"Namanya devia, udah ayo keburu mulai tuh. Via, lo bareng abang gue ya" Teriak Aqil pada Devia.

"Iya qil" Jawab Devia menghampiri sepeda Fakih.

"Neng, ntar ada upah ya" Ucap Fakih pada Devia.

"Abang gojek? Berapa upahnya bang?" Tanya Devia polos.

"Abang bukan gojek kok, upahnya gak mahal juga. Cukup dengan setulus cinta eneng ke abang aja" Jawab Fakih tersenyum jahil.

"Alay lo bang" Ucap Adip yang mendengar rayuan Fakih.

"Dih, iri aja lo" Sewot Fakih.

Setelahnya mereka berangkat menuju lokasi.

30 menit mereka baru sampai di tempat karna macet. Acara sudah dimulai dari tadi. Sekitar 4 grup band yang telah tampil. Mereka langsung menuju ke arah panggung.

Saat mereka berdiri disamping kanan panggung, bertepatan dengan grup Fian yang akan tampil.

"Ekhem, disini saya akan menyanyikan sebuah lagu yang berisi makna ungkapan hati saya terhadap seseorang. Seseorang yang dulu pernah hadir dalam hidup saya, namun sekarang begitu sulit untuk saya gapai" Ucap Fian sambil tersenyum sendu menatap syifa yang juga menatapnya.

"Maaf mas, ini ajang kontes band bukan konsultasi masalah hati" Ucap Mc yang dibalas cengiran tados oleh Fian. Syifa yang melihat itu hanya terkekeh.

Selanjutnya Fian mulai bernyanyi dengan bergaya. Para penonton perempuan berteriak histeris.

Diakhir penampilannya, Fian meminta seseorang untuk naik keatas panggung.

"Terimakasih, sebelumnya saya ingin meminta waktunya sedikit. Untuk wanita berkerudung merah yang sangat manis, bernama Assyifa Ul Ummah untuk naik keatas panggung" Ucap Fian menunjuk syifa yang tengah menatapnya.

Syifa menggelengkan kepala, menandakan dia menolak permintaan Fian. Karna dia tidak ingin menjadi tontonan orang-orang diatas sana.

"Ekhem, baiklah jika kamu tidak ingin kemari. Maka saya yang akan menghampirimu" Ucap Fian sambil menuruni panggung.

Fian menghampiri syifa yang berdiri bersama teman-temannya. Aqil yang memperhatikan Fian, menahan emosi. Emosi yang tercipta karna rasa cemburunya.

"Assyifa Ul Ummah, wanita yang pernah hadir dalam hidup saya sekitar 3 tahun yang lalu. Wanita yang mengisi rasa kesepian saya, senyum yang selalu menghiasi hari-hari saya, wanita yang membuat saya merasa ingin menjadi laki-laki sejati yang melindunginya, menjaga kehormatannya. Dan semua itu sempat hilang karna sedikit peraturan dari sekolah kita yang menganjurkan untuk tidak ada status pacaran bagi murid-muridnya. Dan sekarang, disini didepan kalian semua. Saya ingin menunjukkan keseriusan saya padanya. Bahwa selama kita berpisah, gak ada yang menggantikannya. Saya tetap menunggunya sampai saat ini. Syifa, bersediakah kamu menerima saya kembali untuk mengisi ruanh hatimu?" Ucap Fian yang diakhiri dengan sebuah pertanyaan yang membuat Syifa diam.

Semua orang menunggu jawaban dari syifa, kecuali seseorang. Seseorang yang sangat mengharapkan bahwa syifa akan menolaknya. Karna jujur, dia tidak merelakan syifa bersama orang lain.

"Maaf, saya tidak bisa. Karna saya sudah berpegang teguh pada diri saya sendiri, bahwa saya tidak akan menjalin hubungan dengan laki-laki manapun. Kecuali hubungan yang sudah halal dan di ridhoi oleh Allah. Lebih baik kita berteman" Jawan syifa, dia terdiam cukup lama. Ntah kenapa, syifa tak berniat menerimanya. Selain karna prinsip nya, seperti ada yang menghalangi nya. Tapi dia tak tau apa yang menghalanginya.

"Saya terima keputusan kamu, saya bakal tunggu sampai siap" Ucap Fian tersenyum, meski tersirat rasa kecewa dalam dirinya.

Setelah momen tersebut, dilanjutkan dengan penampilan yang lain.

Dipertengahan acara, Rika keluar dari lokasi untuk mencari musholla atau masjid terdekat. Karna dia ingat, bahwa dia belum menunaikan sholat isya'

Setelah menemukan musholla, Rika bergegas mengambil wudhu'. Saat selesai berwudhu', rika menggunakan mukennah yang tersedia yang musholla tersebut.

Rika sudah siap mendirikan sholat, namun disaat bersamaan ada seseorang yang datang dari tempat wudhu'dan mengambil posisi untuk sholat.

"Boleh saya menjadi makmum mu, karna disini hanya kita berdua" Ucap Rika dibelakang pria tersebut.

Pria tersebut saya meresponnya dengan anggukan. Merekapun melaksanakan sholat berjama'ah.

Setelah selesai sholat, pria tersebut memimpin do'a diakhir sholatnya.

Saat merekan ingin beranjak dari tempat, ada dua orang ibu-ibu yang baru memasuki musholla dan menatap kagum pada Rika dan pria tersebut.

"Wah, zaman sekarang ada juga ya sepasang suami istri yang menunaikan sholatnya bersama. Padahal didalam sana, muda mudi seperti kalian tengah sibuk menikmati musik" Ucap salah satu dari ibu-ibu tersebut.

Ucapan ibu tersebut membuat keduanya tertegun, dan mereka sama-sama menoleh menatap satu sama lain. Namun, tak sampai disitu keterkejutan Rika. Rika lebih kaget lagi, saat mengetahui siapa yang menjadi imam sholatnya tadi. Pria berwajah datar dan dingin.

Ya, pria tersebut adalah Novan.

Setelahnya saling tatap, akhirnya Novan yang terlebih dahulu memutus kontak mata tersebut.

"Maaf buk, kami bukan sepasang suami istri. Kami hanya sebatas teman sekolah" Jawab Novan bersikap sedikit sopan namun tetap terkesan dingin.

"Yah, sayang sekali. Padahal kalian terlihat cocok loh jika disandingkan" Ucap ibu yang satunya dan disetujui oleh ibu disampingnya.

"Maaf buk, kami permisi dulu. Karna sudah sedikit larut dan harus segera pulang. Assalamualaikum" Ucap Novan meninggalkan kedua ibu-ibu itu.

"Permisi buk, assalamualaikum" Ucap Rika, dan menyusul novan meninggalkan musholla.

Idaman HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang