"Ngapain lo liatin gue?" tanya Novan yang menyadari tatapan Rika.
"Lo aneh" jawab Rika singkat.
"Kenapa?" tanya Novan. Rika hanya menggeleng.
"Mau ikut?" tanya Novan yang beranjak dari duduknya.
"Kemana?" tanya Rika balik.
"Perpustakaan umum, kebetulan lagi jamkos" jawab Novan.
"Berdua?" tanya Rika.
"Lo maunya sama satu sekolah?" ucap Novan mendengus.
"Boleh, asal bawak kendaraan masing-masing" jawab Rika beranjak dari duduknya.
"Ribet, kalau kita bawak kendaraan masing-masing. Pasti susah dapet surat izin" ucap Novan.
"Trus?" tanya Rika.
"Lo ikut mobil gue. Tenang aja, gue gak bakal macem-macem" ucap Novan santai.
"Oke. Gue pegang omongan lo" ucap Rika berjalan mendahului Novan.
"Yang ngajak siapa, yang ditinggal siapa" dengus Novan.
Sesampainya diparkiran, mereka langsung menuju mobil Novan. Sebelumnya mereka keruang TU terlebih dahulu untuk meminta surat izin.
Novan melajukan mobilnya menuju gerbang. Saat tiba didepan pos satpam, Novan turun dari mobilnya untuk memberikan surat izin tersebut. Setelahnya Novan dapat keluar dari sekolah.
Selama perjalanan tak ada satupun dari keduanya yang berbicara. Seketika suasana menjadi canggung. Selama 20 menit mereka dalam perjalanan, akhirnya sampai juga di perpustakaan umum.
Novan dan Rika keluar dari mobil, berjalan memasuki perpustakaan tersebut.
"Gue ke rak buku bagian sana dulu, terserah lo mau nunggu dimana?" ucap Novan menujuk arah sebelah kirinya. Rika hanya sekedar mengangguk.
Rika lebih memilih duduk di bangku yang berada di tengah ruangan tersebut sambil memainkan ponselnya. Sedangkan Novan sedang sibuk mencari buku yang ia butuhkan.
Setelah cukup lama mencari, akhirnya Novan menemukan buku tersebut. Ia berjalan menuju tempat peminjaman buku dan menyerahkan kartu identitas anggota perpusnya. Setelah selesai meminjam buku, Novan mencari keberadaan Rika.
Dia bingung kemana perginya Rika. Novan terus mencarinya, hingga ia menemukan Rika berada di sebuah bangku. Novan menghampirinya.
"Ekhem" suara Novan berhasil membuat Rika menoleh.
"Udah?" tanya Rika yang dibalas anggukan oleh Novan.
Mereka berdua lantas pergi meninggalkan perpustakaan. Sama seperti sebelumnya, keadaan di dalam mobil kembali hening. Mobil Novan terus melaju, hingga sampai di sebuah warteg. Novan memarkinkan mobilnya di depan warteg.
Rika menatap Novan, seolah bertanya 'Ngapain kita kesini?'. Novan yang mengerti arti tatapan itu lantas menjawab.
"Kita makan dulu, gue laper. Tadi pagi belum makan" ucapnya dengan santai. Padahal sudah jelas tadi pagi ia sarapan dengan bunda nya.
Mereka berjalan memasuki warteg tersebut dan memilih tempat duduk deket pintu masuk.
"Mau pesen apa?" tanya Novan pada Rika.
"Gue gak makan!" jawab Rika.
'Gue kesini kan buat makan bareng! Kenapa jadi makan sendiri sih' ucap Novan dalam hati.
"Gue gak mau lo cuma duduk nemenin gue. Ntar gue punya hutang rasa sama lo" jelas Novan.
"Gue gak laper" jawab Rika fokus dengan handphone nya.
"Gue gak nerima penolakan" ucap Novan serius.
"Mbak, pesen ayam bakarnya 2 ya. Sama jus jeruk 2" lanjut Novan kepada pelayan yang menunggunya dari tadi.
Mereka sibuk dengan aktivitas masing-masing sambil menunggu pesanan datang.
"Permisi, ini pesanan mas dan mbak" ucap pelayan tersebut.
"Terimakasih" ucap mereka berdua.
Setelah pelayan tersebut pergi, mereka memakan dengan keadaan hening.
Tak lama kemudian ponsel milik Rika berdering, Novan yang mendengar itu lantas melirik ponsel tersebut. Tertera dilayar ponsel itu, seorang laki-laki bernama 'Adam' tengah menghubungi Rika.
Rika segera mencuci tangannya dan mengangkat telfon tersebut.
"Assalamu'alaikum, ada apa?" tanya Rika.
"Wa'alaikumsalam, lagi dimana Rik?" tanya Adam.
"Lagi makan di warteg" jawab Rika.
"Loh, bukannya ini jam sekolah ya? Kok bolos" tanya Adam heran.
"Lagi jamkos. Ada apa?" tanya Rika.
"Bisa pulang cepet gak, ada acara keluarga mendadak nih. Semua keluarga harus kumpul dirumah nenek" ucap Adam.
"Gak bisa" jawab Rika.
"Ayolah Rik, ini permintaan nenek. Masak iya lo tega, udah hampir 4 bulan kita gak berkunjung" ucap Adam membujuk Rika.
Rika berfikir sejenak, lalu mendengus pasrah.
"Setelah makan gue pulang" ucap Rika dan mematikan sambungan telfonnya.
Novan yang memerhatikan Rika dari tadi, hanya berdiam saja.
"Gue harus pulang cepet" ucap Rika.
"Kenapa?" tanya Novan heran.
"Ada acara keluarga" jawab Rika dan melanjutkan makannya.
"Khem, yang tadi telfon siapa?" tanya Novan sedikit ragu.
Rika yang mendengar itu langsung menatap Novan dengan heran.
"Sepupu gue" jawab Rika singkat. Terlihat Novan bernafas lega, sedikit membuat Rika bertanya-tanya. Tapi tak terlalu diambil pusing, karna Rika tak suka mengurusi hidup orang.
Setelah menghabiskan makanan masing-masing, mereka kembali menuju sekolah.
Skip
Setelah sampai di sekolah, Rika segera turun dari mobil Novan dan berjalan menuju kelasnya. Saat sampai didepan pintu kelasnya, Rika disambut dengan berbagai pertanyaan dari sahabatnya.
"Lo habis darimana Rik? Kita tu dari tadi nyariin lo tau gak!" ucap Laily.
"Makan" jawab Rika seadanya.
"Makan? Makan dimana lo, perasaan kita gak liat lo dikantin!" tanya Syifa heran.
"Makan diluar" ucap Rika sambil memasukkan buku-bukunya kedalam tas.
"Kok gak ngajak kita?" tanya Syifa.
"Gue diajak" ucap Rika.
"Diajak siapa?" tanya Devia penasaran.
"Novan" ucap Rika singkat, namun mampu membuat sahabat-sahabatnya kaget.
"Novan?? Yang cuek itu?? Temen sebangku+sahabat Aqil??" ucap Laily heboh.
"Hmm" jawab Rika beranjak dari duduknya.
"Mau kemana kok bawa tas?" tanya Syifa.
"Pulang" jawab Rika.
"Sama Novan lagi?" tanya Laily memastikan. Karna ia tak sengaja melirik Novan yang juga menggendong tasnya.
"Gak" jawab Rika melangkah meninggalkan kelas.
Para sahabatnya masih kebingungan dengan sikap Novan dan Rika. Mereka berfikir bahwa ada hubungan diantara keduanya.
"Pada ngerasa aneh gak sih?" ucap Devia.
"Aneh gimana Vi?" tanya Syifa.
"Mulai dari hari terakhir kita dipesantren, mereka seperti lebih akrab gitu" ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Idaman Hati
RomanceRika Septiana Dewi Seorang perempuan yang cantik, manis, pintar dan cuek. Dia memiliki sifat yang tertutup, sekalipun dengan sahabat terdekatnya. Rika terlalu pintar untuk menutupi semua masalahnya. Dia selalu bersikap ceria di depan kelua...