PART 43 🍒~Dia mamaku~🍒

1.7K 295 324
                                    

-HAPPY READING-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-HAPPY READING-

🍒🍒🍒
•••

"Aih baru juga masuk sekolah, tugas udah numpuk kek gunung." gerutu Diva, tangannya sibuk membuka lembar demi lembar buku paket serta buku tugasnya secara bergantian, tetapi tidak berniat untuk mengerjakannya.

Pesan yang dikirim pada Dhevan tidak kunjung dibalas.

"Kalau ada apa-apa tuh kasih tau gue, supaya gue gak khawatir." gumamnya, rambutnya terlihat kusut karena sesekali diusak kasar.

"Dhevan jelek."

Sebuah bantal melayang tepat mengenai kepalanya, delikan sinis Diva berikan pada si pelaku pelemparan bantal.

"Ngomong sama tembok sana." ucap Helen.

"Kak Helen diem ih."

"Lo yang diem, lo nyuruh gue dateng kesini buat dengerin lo ngegalau?! Gak guna banget." cibir Helen, fokusnya pada drama menjadi teralihkan oleh gerutuan Diva.

"Kak Helen tau gak Dhevan kemana?" tanya Diva, bibirnya mencebik sebal.

"Gak tau, lo pikir gue emaknya." balas Helen acuh. Diva semakin memberenggut kesal.

"Taun baru gue gini amat, awas aja. Kalau ketemu, gue suruh berubah jadi Arvin." ujar Diva.

"Yang ada dompet lo diperes buat beli jajanan." sahut Helen. Bukankah Diva curhat padanya tentang uangnya yang habis karena harus menuruti kemauan Arvin untuk membeli berbagai makanan manis.

"Arsen aja. Dia bucinnya udah tingkat overdosis sama lo." usul Sherly, Diva menghembuskan nafas gusar.

Kalau membicarakan soal Arsen, dirinya sudah lama tidak bertemu dengannya. Pikirannya jadi melayang pada ucapan Arsen waktu itu. "Arsen sampai sekarang belum pernah muncul lagi. Gak tau ah! Pusing."

"Dipikir pikir, lo kaya playgirl anjir. Pacaran sama tiga cowok sekaligus." ucap Sherly.

"Playgirl mata lo picek." ucap Diva.

"Yang pertama lebih tua, yang kedua seumuran, yang ketiga berondong. Maruk bener lu buset!! Eum... Ntar kalau nikah---"

"Stop! Gak usah mikir yang macem macem!" larang Diva.

Ketukan pintu membuat perhatian ketiganya teralihkan, mau tidak mau Diva bangun dari rebahannya untuk mengecek siapa yang bertamu pada sore hari seperti ini.

Dhevan's Personality Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang