"Akan ada saatnya sebuah rahasia bukan lagi menjadi rahasia. Karena semuanya akan terbongkar secara perlahan."
..
.
Kepanjangan gak papa kali ya :D
🍒🍒🍒
•••Dhevan duduk di samping Diva yang masih belum menyadari keberadaannya.
"Hei..."
"U-uh? S-sorry, g-gue gak sadar lo u-udah kesini." ucap Diva terbata-bata, nafasnya tak beraturan karena isak tangisnya belum berhenti.
Dhevan diam, tak menggubris ucapan Diva apalagi menatap wajah sembabnya.
"Nangis aja, jangan ditahan." ujar Dhevan.
Dan di detik berikutnya, Diva menumpahkan semua air matanya. Rasa sesak memenuhi relung hatinya.
Siapa yang tak sesak saat mengetahui mamamu sendiri tak mengenalimu sama sekali.
"Butuh seseorang untuk tempat bercerita? Gue siap jadi pendengar." tiba-tiba Dhevan berjongkok dihadapannya, menggenggam tangannya yang bergetar dan juga terasa sangat dingin.
"Gue akan ingat, tapi dia mungkin tidak akan mengingatnya sama sekali." gumamnya pelan, sehingga Diva pun tak bisa mendengarnya.
Dhevan menunggu tangisan Diva berhenti, lagipula dirinya tidak akan memaksanya untuk bercerita.
"Lo tau gak?" tanya Diva, ia sudah berhenti menangis, namun mata sembabnya tak bisa disembunyikan.
"Hm?" gumam Dhevan.
"Niat gue kesini buat nyari mama."
"Mama?"
"Huum, dulu--"
#Flashback
"Kamu tidak bisa pergi begitu saja! Kesehatanmu juga bisa memburuk, kau tidak bisa menjalaninya tanpaku!"
"Hiks... Aku ingin kembali ke kehidupan asliku!"
"Tidak! Kamu tidak boleh kembali, aku mengkhawatirkanmu."
"Argghh! Biarkan aku pergi, Fandi!"
"Tidak!"
Fandi, menarik istrinya agar masuk ke dalam rumah. Mengabaikan rontaan yang begitu kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dhevan's Personality
Teen FictionDhevan, pemuda yang tumbuh bersama seseorang yang tidak sengaja ia ciptakan sebagai tameng pelindungnya. Alter yang muncul karena tekanan emosianal yang tinggi akibat kecelakaan yang menimpanya. Sosok dingin, kuat, serta dewasa berhasil membuatnya...