PART 38 🌹~Basket~🌹

1.9K 306 305
                                    

Kangen gak?!! Enggak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kangen gak?!! Enggak. Yaudah gak papa

Di part 36: Asik jadian, pokoknya harus jadian! Kalau enggak, aku santet!
Di part 37: KALAU GAK SUKA JANGAN DIPAKSAIN!! *auto maki-maki Dhevan

Kalian labil banget :))

🌹🌹🌹
•••

"Kak Dhev! Ada yang nyariin tuh." Kayla berteriak kencang, tapi tidak dapat Dhevan dengar karena telinganya tertutup headphone.

Menurutnya, setelah Dhevan pulang dari Bali. Kakaknya terlihat berbeda dari biasanya.

Dan selama dua hari, Dhevan memilih untuk mengurung diri di rumah. Waktu pulang dari Bali, Dhevan sempat keluar rumah. Katanya ada urusan penting, tapi setelah selesai dari urusannya. Mood Dhevan otomatis menjadi buruk hingga sekarang.

"Kak Dhev." Kayla mengguncang pelan lengan atas Dhevan. Membuat Dhevan mengalihkan matanya dari layar komputer.

"Apa?" tanya Dhevan singkat, raut wajah Kayla berubah. Kakaknya benar-benar berubah, terlihat jelas dari cara berbicaranya.

Kayla sempat mengira, akhir-akhir ini yang sedang berhadapan dengannya adalah Arsen. Dilihat dari cara berbicaranya yang singkat dan kadang-kadang bisa dibilang ketus.

"Kak Dhev jadi beda ih!" pekik Kayla, cukup! Dirinya sudah tidak tahan dengan sikap Dhevan yang semakin mirip dengan Arsen.

"Beda gimana? Gue masih manusia." balas Dhevan acuh.

"Jujur sama gue, lo punya masalah kan?"

"Enggak."

"Kak--"

"Dhevan! Ini ada yang nyariin!" sekarang giliran Keysa yang berteriak. Dhevanpun lantas turun untuk menemui seseorang yang entah siapa.

"Gue yakin ada yang kak Dhev sembunyiin. Ah! Gue harus tanya kak Aldra." Kayla segera menuju kamarnya. Pasti Aldra mengetahui apa yang Dhevan alami.

•••

Dhevan memandangi cowok yang berada di ruang tengah, cowok itu sedang bercengkerama dengan mamanya.

"Tangan kamu patah? Astaga, tante minta maaf. Tolong maafin Dhevan, ya." ucap Keysa, alis Dhevan saling bertautan, ia tidak suka. Hey! Kenapa mamanya harus minta maaf pada si bajingan itu.

"Mama ngapain minta maaf sama dia. Yang salah itu dia, bukan Arsen." ucap Dhevan, jelas saja ia tidak terima jika alternya selalu disalahkan.

Tidak akan ada asap jika tidak ada api, Arsen tidak akan marah jika Axel tidak melakukan hal yang menyulut emosi.

"Dhev..."

"Dhevan tau kalau Arsen yang ngelakuin hal itu, tapi dia yang mulai. Lagian, lo ngapain kesini? Lo berharap gue minta maaf? Sorry, gue gak mau." ucap Dhevan, tangannya bersedekap angkuh.

Dhevan's Personality Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang