PART 33 🍒~Salah paham~🍒

2.1K 366 406
                                    

"Nyatanya kamu sudah melupakanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nyatanya kamu sudah melupakanku."


-Happy Reading!-
Kalau ada typo, kasih tau ya


🍒🍒🍒
•••

Diva berjalan lesu, semua transportasi umum diberhentikan sementara. Dan sialnya handphonenya lowbat.

Terpaksa Diva berjalan kaki, ia jadi menyesal membatalkan ajakan Ayi untuk pulang bersama.

Saat mendongakkan kepalanya, langit terlihat mendung. Jelas sekali akan segera turun hujan. Dan benar saja, tetesan hujan mulai turun dan semakin deras.

Diva terpaksa diam di halte untuk berteduh, angin berhembus kencang, cipratan air mulai terasa.

"Ayi, jemput." gumam Diva, ia tidak mau nekat menerobos derasanya hujan. Ia tidak mau demam lagi.

"Ah sialan, kenapa gue harus nurut banget sama Arsen." gumam Diva, ia merasa bodoh jika berada di situasi seperti ini.

Hingga, sebuah cipratan yang lumayan keras membuat bajunya basah total. Diva melotot horor, umpatannya siap diucapkan sambil menatap motor yang melewatinya melaju dengan kencang.

Namun, umpatan tersebut pupus begitu saja saat mengetahui siapa yang membuat bajunya basah.

"Dhevan?" Diva bergumam, matanya tak lepas dari objek yang semakin menjauh. Bukan hanya Dhevan, di belakangnya juga terdapat Elina yang duduk anteng sambil memeluk Dhevan begitu erat.

Sesuai ucapan Dhevan tadi, kalau Dhevan sudah mempunyai janji dengan Elina.

Tak lama kemudian, sebuah mobil berhenti. Mobil yang Diva kenali, orang itu keluar dari mobil sambil memakai payung.

"Div? Diva..."

"Ayi."

"Lo kenapa disini? Katanya pulang bareng Dhevan." ucap Ayi, tadi siang Diva mengirimkan chat kalau ajakan pulangnya dibatalkan, dengan alasan akan pulang bersama Dhevan. Tapi faktanya, Diva malah duduk sendirian di halte dengan pakaian yang sudah basah kuyup.

Diva menggeleng, enggan menjawab. Tubuhnya sudah menggigil akibat bajunya yang basah karena cipratan tadi.

"Yaudah ayo pulang."

Di dalam mobil, Ayi memberikan handuk kecil. Kemudian mematikan Ac, berharap membuat Diva sedikit lebih hangat. "Dhevannya kemana?" Ayi kembali bertanya. Namun, bukan jawaban yang Ayi dapatkan, melainkan Diva yang sepertinya hendak menangis.

Dhevan's Personality Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang