PART 40 🌹~Official~🌹

2K 309 540
                                    

"Ini baru awal dari pahit manisnya cerita yang akan kita jalin bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini baru awal dari pahit manisnya cerita yang akan kita jalin bersama."

-HAPPY READING!-

🌹🌹🌹
•••

#Flashback

"Sendiri Dhev? Pacar lo yang waktu itu, kemana?" tanyanya.

"..."

"Ck, pasti dia gak tahan sama sikap lo."

"Bukan urusan lo." balas Dhevan cuek.

"Makanya ubah sikap lo itu, pandangan orang-orang ke lo itu jadi aneh." ucap cewek itu, tanpa sadar tangan Dhevan mengepal.

Sesaat kemudian, cewek itu tidak bisa mengoceh lagi karena kerah bajunya ditarik ke belakang.

"Enteng bener kalo ngomong." ucap Diva sinis, menyimpan nampan yang dibawanya ke meja.

"Lo? Cewek yang waktu itu?"

Alis Diva terangkat sebelah, lalu mengangguk yakin.

"Masih kuat berhubungan sama Dhevan yang... A-ah! Lepas!"

Diva mengencangkan pegangannya pada kerah belakang bajunya, membuat cewek itu sedikit tercekik.

"Dhevan itu gak aneh, tapi istimewa." ujar Diva.

"L-lepasin..." pintanya, tangannya mencoba melepaskan tangan Diva.

"Jauh-jauh dari Dhevan. Omongan lo sama kaya sampah, menjijikkan."

Diva mendorongnya sedikit keras, dan membuat cewek itu terhuyung ke belakang. Mukanya memerah karena malu dan marah.

"Gue istimewa ya?"

"Iya, lo istimewa."

Diva tertawa mendengar ucapannya sendiri, kenapa malah jadi cheesy sih.

#

"Arsen bener, lo beda dari yang lain."

"Lo orang yang nganggep gue istimewa setelah keluarga gue." ucap Dhevan. Bisa-bisanya dulu Dhevan menganggap ucapan Diva hanya sebagai candaan belaka.

Dhevan menghela nafas, suasana sepi di taman membuatnya semakim gugup untuk berbicara. "Maafin gue yang malah denial sama perasaan sendiri."

"Diem." ucap Diva dingin. Tatapannya lurus tepat pada manik hitam Dhevan yang bergerak gelisah.

"Gue minta maaf--"

"Gue bilang diem!" Diva menyuruh Dhevan untuk diam, tapi Dhevan tidak menggubrisnya sama sekali. Ia memilih terus mengeluarkan apa yang selama ini ingin dikatakannya.

Dhevan's Personality Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang