Selamat membaca
***
Setelah menyelesaikan semua pekerjaan di laundry bu Rahmi, Luna pamit untuk membeli beberapa barang keperluan nya dan bertemu Kevin. Luna berpikir untuk bertemu Kevin di Klab karena ini sudah beberapa bulan ia tidak bertemu cowok itu dan Luna juga rindu dengan Kevin. Luna merasa sudah jauh lebih baik sekarang.Luna baru saja sampai disana. Ia memarkir motor nya, lalu berjalan masuk. Suasana klab belum terlalu ramai, musik terdengar masih santai dan belum merusak gendang telinga Luna. Maklum saja ini masih pukul tujuh malam. Pandangan Luna tertuju pada Gilang yang sedang bekerja tidak jauh didepan nya dan cowok itu terlihat sangat fokus sehingga tidak menyadari kedatangan Luna disana, Luna enggan menganggu nya. Kini mata Luna tertuju pada Tristan yang sedang meracik minuman di konter. Luna melihatnya tersenyum samar, ia berjalan mendekat pada Tristan lalu mengambil duduk tepat didepan Tristan, sontak saja Tristan melihat Luna kaget.
"Hey, gue kira siapa..." sapanya tersenyum samar. Luna ikut tersenyum.
"Gue pesan satu minum yang paling bikin tidak sadarkan diri." katanya sontak membuat Tristan menggeleng cepat.
"Nggak bisa. Princess nggak boleh minum minuman aneh." katanya tersenyum.
"Boleh dong Tris, sekali-kali," balas Luna sedikit bercanda, dan Tristan kembali menggeleng cepat.
"Tetap tidak boleh. Tidak baik untuk cewek cantik." katanya membuat Luna terbahak.
"Gue b aja Tris, berarti tidak berlaku sama gue. Mana cepat kasih gue." katanya lagi.
"Lo cantik dimata gue Lun, dan dimata orang orang itu." tunjukin pada cowok cowok yang duduk disalah satu meja yang pandangan nya tidak lepas dari Luna masuk tadi. Luna menatap nya kesal, tidak suka.
"Ah sialan. Kevin mana?" tanya Luna serius melihat, Gilang kini melihatnya serius dan berjalan mendekat. Sudah menyadari ia datang.
"Lo kenapa disini? Tiba-tiba aja." tanya Gilang dengan nada ketus membuat Luna mendadak diam, untuk pertama kalinya Gilang berbicara seperti itu padanya, ia bisa melihat itu dengan jelas. Kalau Gilang cukup tidak menyukai Luna berada disini. Bertemu Kevin.
"Gue mau ketemu Kevin Lang." kata Luna detik berikutnya, ia melihat Kevin muncul dari balik ruangan yang tak jauh dari konter minuman. Kevin tentu saja melihat Luna disana ia tersenyum samar, berjalan cepat lalu menarik Luna kedalam pelukan nya.
"Akhirnya lo kesini juga. Gue kangen banget tahu." katanya mempererat pelukan nya pada Luna yang kini tersenyum samar.
"Gue juga." balas Luna datar. Kevin melepaskan pelukan itu dan ia memegang wajah Luna dengan kedua tangan nya, memastikan Luna baik-baik saja.
"Syukur lah, lo baik-baik saja, kan?" kata nya lagi mengusap kepala Luna lembut, seperti seorang bapak pada anaknya. Tentu saja Luna mengangguk mantap.
"Gue baik Kev, jangan gitu, gue malu. Nanti mereka pikir lo itu pacar gue." kata Luna merasa sedikit malu karena beberapa orang melihat Luna aneh. Begitu juga Gilang, ia melihatnya tidak suka.
"Yaudah ke ruangan gue yuk." katanya menarik tangan Luna yang kini matanya tertuju pada Gilang yang masih mematung disana, melihat Luna aneh.
Luna terpaksa mengikuti Kevin masuk kedalam ruangan itu, lalu Kevin menutup pintunya kembali.
"Duduk Lun." kata Kevin menyuruh Luna duduk di sebuah sofa berwarna coklat disana. Luna menurut dan mengambil duduk.
"Syukurlah lo baik, gue selalu pesan sama Gilang, kalo lo udah baik-baik aja, suruh lo nemuin gue, atau gue nemuin lo. Gimana bagusnya aja." katanya serius sontak membuat Luna diam, Gilang tidak pernah mengatakan hal itu padanya, Gilang hanya mengatakan kalau Kevin sering bertanya padanya soal Luna.
