***
Selamat membaca
***
Luna baru saja sampai dirumah, ia melihat bu Rahmi sedang memasukan pakaian kedalam plastik lalu memberinya nama dan biaya londri.
Luna tersenyum samar. Ia berlari mendekat, detik berikutnya ia memeluk bu Rahmi erat."Buk liat deh, gaji pertama ku." kata Luna memperlihatkan sebuah amplop berisi uang yang tadi diberikan Gilang padanya. Gilang malah menolak dirinya untuk traktiran. Gilang katakan kalau ia ada kerjaan lain. Dan Luna janji besok ia akan mentraktir Gilang. Karena Gilang sudah mengajaknya bekerja.
Dan Luna merasa bahagia sekali mendapatkan gaji pertama nya itu. Ia tidak menyangka.
"Wah, nggak kerasa udah sebulan aja Luna kerjanya." kata Bu Rahmi ikut tersenyum samar.
"Iya buk, aku juga kaget tadi pas Gilang kasih ini ke aku, mari kita buka," kata Luna bersemangat membuka amplop itu dengan hati-hati. Melihat ada beberapa lembar uang seratus disana. Luna mengeluarkannya dari sana, dan ia mulai menghitung nya didepan bu Rahmi yang kini melihatnya bahagia.
"Satu, dua, tiga, empat, lima.. Wah ada Lima buk." kata Luna sedikit tak menyangka kalau gaji nya cukup banyak.
"Alhamdulillah... Untuk ditabung yah. Nggak boleh digunakan, Luna besok butuh banyak uang." kata Bu Rahmi serius. Luna mengangguk sedikit.
"Tapi aku mau traktir ibu, ibu mau makan atau aku beliin baju?" tanya Luna serius. Bu Rahmi menggeleng cepat.
"Tidak usah, ini harus disimpan, biar ibu yang simpan, ibuk lagi nggak pengen apa-apa." kata Bu Rahmi tersenyum. Luna melihatnya serius. Ingin protes tapi rasanya lidahnya kelu. Bu Rahmi memasukan kembali kedalam amplop tadi.
"Ibuk mau ditraktir ketika gaji Luna sudah banyak. Untuk sekarang belum mau. Jangan maksa lagi." katanya menggusap rambut Luna singkat lalu bangkit dari tempat duduknya, berjalan menuju kamar. Luna melihatnya tersenyum samar. Ia ikut bangkit dan mengejar bu Rahmi lalu detik berikutnya ia kemnali memeluk bu Rahmi dari belakang. Entah kenapa Luna hanya ingin melakukan hal itu sekarang. Bu Rahmi yang kini mendadak diam, kembali tersenyum samar.
"Sudah, sana mandi, habis itu makan, belajar buat untuk ujian masuk universitas kamu." kata bu Rahmi serius. Luna mengangguk sedikit. Raut mukanya berubah drastis bagaimana jika ia tidak lulus.
Luna melepaskan pelukannya pada bu Rahmi."Buk, kalau Aku nggak lulus Sbmptn aku nggak usah kuliah yah, biaya masuk mandiri terlalu mahal buk." Katanya lirih. Bu Rahmi lantas menoleh serius. Ia menoleh pada Luna serius, diam, detik berikutnya ia tersenyum samar.
"Ibu yakin Luna pasti Lulus, semangat." katanya menepuk pundak Luna yang kini terpaksa mengangguk mantap. Semoga saja. Ia hanya berharap itu.
***
Luna sedang berada di toko buku. Ia sudah berkeliling setengah jam disana. Dan ia juga sudah mendapatkan buku yang dicarinya. Tentang UTBK SBMPTN. Dan ia akan mempelajari buku itu dalam beberapa bulan kedepan sebelum ujian.
Dan Luna masih betah berada disana. Sambil melihat beberapa novel yang terpajang disana. Jika ada uang, nanti ia akan membeli novel lagi. Tapi tidak sekarang."Mau ikut SB Lun?" satu ucapan sontak membuat Luna menoleh pada asal suara. Nara sedang tersenyum samar kearah nya memegang tiga buku ditangan nya.
