Selamat Membaca
***"Lun, Lun, lo didalam nggak?" suara Lika dari balik pintu kamar Luna membuat Luna menoleh.
Luna beranjak dari meja belajarnya menuju pintu kamar dan membuka nya.
"Iya Lik, apa?" tanya Lika heran.
Lika menggaruk kepalanya yang tidak gatal."Temanin gue ke kafe dong, gue kangen main." ucapnya serius. Luna berpikir sejenak, sedikit kasian memang. Lalu detik berikutnya Luna mengangguk.
"Boleh deh, bentar gue ganti baju dulu." ucap Luna serius. Lika menganggukkan kepalanya.
"Gue tunggu diluar. Cepat ya." katanya beranjak pergi. Luna beranjak kelemari bajunya, memilih baju yang cocok dan menggantinya. Lalu kemudian Luna menyusul Lika yang sudah menunggu di mobilnya.
"Mobil lo kenapa?" tanya Luna heran saat ia sudah masuk ke mobilnya.
"Kuncinya di ambil bunda. Kartu gue juga. Handphone gue juga. Jadi lo harus pinjamin handphone, beliin gue makan. Kasih gue jajan. Dan anterin gue kemana gue mau." katanya sontak membuat Luna menoleh serius. Ia mendadak menghentikan mobilnya yang baru saja hendak ia keluarkan dari bagasi.
"Gue bukan sopir lo dan bukan pembantu lo." ucap Luna kesal hendak keluar dari mobilnya tapi dengan cepat Lika menghentikan hal itu.
"Astaga, kagak, gue becanda. Gue cuma mau nongkrong di kafe bentar." katanya ikutan kesal. Luna menatap Lika datar, lalu detik berikutnya ia kembali menghidupkan mobilnya dan keluar dari bagasi.
"Mana handphone lo. Pinjam bentar, mau nelepon teman gue." katanya serius. Luna meraih saku celananya lalu menyodorkan pada Lika. Sebelumnya Luna membuka kode kuncinya.
Lika mulai mengutak atik ponsel Luna, lalu detik berikutnya ia menempelkan ponsel itu telinganya.
Luna sesekali melihat Lika bingung. Dan masih fokus menyetir."Bam, lo dimana, gue mau ke kafe biasa nih. Gue tunggu disana yah, gue kangen tahu," ucapnya spontan membuat Luna menatap aneh. Ia tidak tahu Lika sedang berbicara pada siapa.
"Apa? Gue jemput lo. Oke-oke. Tunggu aja." kata Lika serius, lalu menurunkan ponsel itu lalu menyodorkan pada Luna lagi.
"Siapa?" tanya Luna datar.
"Cowok gue lah. Emang lo, yang jomblo mulu, di phpin Fandu mulu, tahu tahu dia lagi dekat sama cewek lain di sana. Suka upload foto bareng lagi. Kalau gue mah, nusuknya sampe sini, hahaha..." tunjuk Lika pada dadanya dengan sedikit tertawa. Luna hanya menggeleng heran, ucapan Lika hanya akan merusak moodnya saja, lebih baik diam.
"Lun, belok disini." tunjuk Lika pada Luna yang kini terpaksa menurut, lalu Lika menyuruh nya menghentikan mobilnya tepat didepan sebuah kos kosan. Dari arah samping terlihat seorang cowok kurus, berpostur tubuh tinggi, berambut sedikit panjang, dan tampak tak diurus. Memakai celana Jeans belel dan robek dibagian kedua Lutut ntai. Dan baju kaos abu-abu yang sudah tampak kusam. Luna menatap nya sedikit bingung. Jauh sekali dari Irwan. Dan Aluna bingung Lika dimana menemukan manusia semacam ini.
"Lo dapat manusia kek gini dimana? Mending jomblo daripada pacaran sama dia." kata Luna spontan dapat tatapan mematikan dari Alika.
"Sialan lo." katanya kesal, membuka kaca mobil Luna dan melambaikan tangannya pada cowok itu.
"Bam, gue disini." katanya sembari tersenyum. Buru-buru cowok itu mengambil langkah cepat menuju keduanya.
"Hay..." sapa nya tersenyum sembari melihat kearah Luna serius.
