Selamat membaca
***Luna sekarang sibuk dengan les dan pekerjaan nya di londri. Jika pekerjaan nya usai dengan cepat, Luna akan menghabiskan sore nya membaca buku dan kadang kadang ia ketoko buku sendirian.
Sudah pukul tujuh malam dan kerjaan Luna telah usai. Luna juga sudah mandi. Dan begitu juga bu Rahmi. Sekarang mereka hanya menunggu beberapa orang menjemput pakaian saja.
Luna membaca buku dimeja sembari sesekali memakan keripik kentang yang selalu dibelikan bu Rahmi untuknya.
"Lun, ibuk dengar dibelakang ada pasar malam, kita kesana yuk." kata Bu Rahmi membuyarkan konsentrasi Luna. Lantas Luna menoleh serius. Menurutnya itu juga ide bagus. Dan ia juga mendengar hal itu dari pak Ahmad kemarin sore kalau ada pasar malam tak jauh dari komplek mereka.
"Ayo buk, trus ini?" tunjuk Luna pada kios londri mereka, bu Rahmi yang kini mengibaskan tangannya.
"Kita tutup aja, ayo!" kata Bu Rahmi meraih dompet kecilnya di laci meja yang diduduki Luna. Luna ikut berdiri, berlari kedalam kamar untuk mengambil jaket dan ponselnya, lalu berlari keluar memasang sendal jepit yang sering dipakainya, membantu bu Rahmi menutup pintu lalu beranjak keluar pagar. Sebuah becak kebetulan lewat disana.
"Pak, becak," kata Bu Rahmi sambil melambaikan tangannya, becak itu lantas berhenti dan Luna kini melihatnya serius. Dulu ia tidak pernah naik becak dan sekarang becak adalah salah satu kendaraan andalannya untuk kepasar dan ke beberapa tempat yang jaraknya cukup jauh.
"Kemana buk?" tanya bapak becaknya pada Bu Rahmi.
"Ini, mau liat pasar malam pak," katanya nyengir menarik Luna untuk naik kesana. Dan becak pun berjalan.
Tak cukup lama keduanya sampai disana, dan Luna cukup kaget pasar malam itu cukup ramai dikunjungi orang. Ada bazar juga.
Dan Luna tidak tahu kapan terakhir kalinya ia pergi kepasar malam, bahkan Luna tidak ingat apa ia dulu pernah kepasar malam atau tidak, ia rasa ia tidak pernah pergi.
Bu Rahmi menarik Luna untuk melihat-lihat pameran disana. Dan beberapa kali bu Rahmi menyuruh Luna untuk masuk ke wahana yang ada disana.
"Luna mau masuk rumah hantu?" tanya Bu Rahmi langsung dapat gelengan kepala dari Luna. Mendengar nya saja membuat Luna takut, apalagi jika ia harus berada sendiri disana.
"Ya udah Luna mau apa, ibu belikan?" tanya Bu Rahmi serius. Luna melihat kearah penjual Arum manis disana, dan bu Rahmi mengikuti pandangan Luna. Ia tersenyum samar, menarik Luna untuk segera membeli nya.
"Makasih buk," kata Luna mulai mencomot arum manis itu dan memakannya, mengikuti bu Rahmi berjalan ke sebuah pedagang baju, bu Rahmi memilih beberapa kaos dan sesekali mencocokkannya pada Luna.
"Ambil lima yah pak," katanya pada penjual dengan berbagai warna dan Luna melihatnya serius. Lalu memilihkan Luna celana pendek dari kain yang terlihat simpel.
"Kok banyak banget buk?" tanya Luna serius.
"Luna nggak punya baju kek gini, sayang bajunya dipake sehari-hari besok pas kamu kuliah jadi susah." kata Bu Rahmi serius. Dan Luna mendadak diam, bu Rahmi ada benarnya, ia hanya mempunyai beberapa potong baju dan kebanyakan memang dress, celana jeans pendek, beberapa potong jeans panjang, ia cuma punya dua potong t-shirt yang sering ia pakai. Dan itu ia cuci siang, dan dipakai lagi besoknya. Dan Luna memang tidak membawa baju yang dibelikan oleh bundanya dulu. Ia hanya membawa baju yang dulu mamanya belikan. Dan kebanyakan memang sudah kekecilan dan Luna tinggalkan di lemari dikamar dirumah bundanya. Dan Luna lupa kapan terakhir kalinya mamanya membelikan ia baju.
