Selamat membaca
***
Bagian Ini cukup panjang teman teman, soalnya mau dibagi dua, sayang juga. 😂
Jadi maklum aja autor nya begitu. Suka sayang🙄***
Luna terbangun ketika mendengar dering ponselnya yang berada diatas meja disamping tempat tidur nya. Meraih benda itu dan melihat samar samar nama Fandu disana.
Sedikit malas Luna menjawabnya.
"Apa Fan?" katanya dengan nada berat.
"Kebawah gih, gue tunggu. Sekarang." katanya serius. Luna menoleh kearah jam di ponsel nya. Pukul empat pagi.
"Ngapain, gue masih ngantuk." katanya kesal.
"Sebentar aja. Cepat gih. Keburu pagi." katanya lagi.
"Ha? Nggak Fan. Gue masih ngantuk." Luna mematikan sambungan telepon nya secara sepihak pada Fandu lalu kembali tidur.
Tapi tidurnya terhenti ketika pintu kamarnya terbuka dan Fandu muncul disana. Sialnya Luna lupa mengunci kamar nya tadi malam.
"Bangun, nanti tidur lagi." Fandu menarik tubuh Luna.yang kini terpaksa menurut.
"Mau kemana sih, Fan? Gue masih ngantuk. Lo kenapa bisa kesini?" tanya Luna kesal. Fandu tersenyum samar.
"Nanti tidur lagi. Gue butuh lo sekarang ikut gue." kata Fandu memasang kan Luna jaket jeans miliknya. Dan membawa Luna turun. Lalu membuka pintu mobilnya dan menyuruh Luna masuk.
"Awas jangan macem-macem lo yah, gue masih ngantuk banget. Gue baru tidur dua jam." kata Luna menguap kembali memejamkan matanya dan kembali tertidur. Fandu melihatnya tersenyum. Mulai menyetir mobilnya.
***
Luna bangun, ia mendengar suara ombak. Ia membuka matanya perlahan. Ia masih didalam mobil berselimutkan dengan selimut tebal. Ia tidak menemukan Fandu disana. Sedikit khawatir. Ia menoleh kiri kanannya. Tersenyum ketika melihat Fandu berbicara pada seorang kakek. Tepat ditepi Pantai.
Luna jelas saja tidak tahu siapa kakek itu. Ia juga heran kenapa Fandu membawanya kesini. Dan ia menggunakan celana jeans pendek dan t-shirt putih. Untung saja Fandu memberinya jaket.
"Keluar Lun?" kata Fandu mengetahui Luna sudah bangun. Luna mengangguk sedikit tersenyum.
"Gue lapar Fan." katanya sedikit merengek.
"Nanti gue beliin makanan. Keluar bentar dulu." katanya serius. Luna menurut. Keluar dari mobil mengikuti Fandu menuju bibir pantai.
Sedangkan kakek tadi tak lagi terlihat disana. Sekarang hanya ada ia dan Fandu saja."Lo ngapain ngajakin gue kesini?" tanya Luna heran saat Fandu menarik Luna untuk dekat dengannya dan menggenggam tangannya erat.
"Gue mendadak kangen pantai, jadi lebih baik nyulik lo buat kesini. Kalau diajakin baik-baik belum tentu lo mau." katanya tersenyum samar. Luna mengangguk sedikit tersenyum.
"Paling lo jawab gini, ngapain nggak ngajakin Tiffany." ledek Fandu sontak membuat Luna terkekeh.
"Cemburu banget lo gue dekat sama Tiffany. Sampai gue dijutekin setengah tahun." kata Fandu kesal.
"Lo juga suka nempel sama dia." protes Luna tak terima.
"Itu gue sengaja biar lo liat dan makin kesal sama gue." kata Fandu mantap. Luna menoleh manyun. Ia juga heran kenapa Fandu suka sekali membuat ia kesal.
