VOTE JUSEYO^^
.
.
.
.
Ji Ah bahkan berharap bahwa kebiasaan sering lupanya itu datang di saat-saat seperti ini. Ia itu pikun setengah mati kalau kata Cherin dan Hyebin. Ia bahkan bisa melupakan suatu hal setelah 1 menit mendengarnya. Jadi, Ji Ah harap ia juga segera lupa untuk mengembalikan ponsel milik Doyoung yang ia temukan di basecamp tadi. Tapi kenapa seakan waktu tidak mengabulkan keinginannya?
Sekarang ia di perjalanan baru saja pulang sambil merutuki otaknya yang kenapa tentang mengembalikan barang milik orang yang sangat menyebalkan, ia malah mengingat hal itu bahkan merasa seperti punya hutang? Kenapa tidak lupa saja seperti biasanya? Hah?! Kan kesel jadinya.
Ah sepertinya memang semuanya sedang tidak mau mengikuti keinginannya untuk berbuat jahat hari ini. Buktinya, ia malah melihat Doyoung yang sedang kesal sampai-sampai menendang ban mobilnya dan kesakitan sendiri.
"Dasar goblok" kata Ji Ah melihat hal itu dengan wajah kesalnya. Kenapa kesal? Bahkan melihat Doyoung bernapas saja Ji Ah jadi kesal entah kenapa. Mungkin karena kejadian baru-baru ini.
Ji Ah menepikan mobilnya. Anggap saja ia sedang baik hari ini. Iya sedang baik percayalah. Kadang dia jahat tapi tidak sering. Ia memberhentikan mobilnya tepat di belakang mobil Doyoung. 'Kenapa dia?' pikir Ji Ah. Oh iya, sekalian mau mengembalikan ponselnya kan?
Doyoung juga sadar bahwa di belakang mobilnya, ada mobil lain yang berhenti. Ia kenal mobil itu. Iyalah kenal, mereka sering latihan bersama di sirkuit, bahkan Doyoung hafal plat nomor mobil tersebut. Untuk apa? Ia juga tidak tau. Sekali lihat ia sudah hafal. Mungkin karena ia terlalu pandai.
Ji Ah mengambil ponsel milik Doyoung dari dalam dashboard mobilnya lalu membuka pintu dan keluar dengan gaya ogah-ogahan melihat Doyoung. Doyoung pun begitu, dengan wajah angkuh ia mengangkat sebelah alisnya menatap Ji Ah yang seperti mengatakan 'mau ngapain lo?'.
"Biasa aja tu muka mau gue tampol?!" Kan ngegas. Ga bisa kalo ga ngegas liat Doyoung sumpah.
"Ih lo tuh yang biasa aja. Mau ngapain lo?!" Doyoung yang sedang kesal jadi tambah kesal. Sudah mobilnya mogok, ponselnya hilang ga tau di mana, eh di tambah datangnya Ji Ah. Cobaan apalagi ini?
"Dasar ga tau diri! Nih hape lo!" Ji Ah malah melempar ponsel itu di hadapan Doyoung, untungnya Doyoung itu orangnya gercep kalau tidak retak sudah layar ponselnya.
"Woy! Kalo rusak gimana? Lo mau tanggung jawab?!" Tentu saja marah. Coba kalau itu hp kalian? Kalian pasti bakalan marah kayak Doyoung kan? Iyain aja.
"Masama" Ji Ah tidak membalas perkataan Doyoung lagi karena pikirnya semakin ia mendebat, makan semakin lama ia akan berhadapan dengan Kim Doyoung yang menyebalkan ini. Setelah mengucapkat satu kata itu, ia berbalik menuju mobilnya.
Sedangkan Doyoung yang mendengar itu sedikit tersadar bahwa harusnya ia bilang 'terima kasih' bukannya malah marah-marah. Kali ini ia salah. Menyesalnya Doyoung itu cepat kalau ia merasa memang ia yang salah. Tapi itu tak bertahan lama setelah ia tersadar bahwa ada begitu banyak notifikasi di ponselnya dari grup anggota-anggota senat. Intinya 'ada rapat darurat yang sangat penting'. Doyoung menepuk jidatnya. Mampus dia, mobilnya mogok. Jadi bagaimana?
KAMU SEDANG MEMBACA
ARENA I | Na Jaemin & NCT FF
FanfictionGetting your heart harder than a bend in the arena 🚘🏁