2. Routine

4.9K 601 80
                                    

^Author POV^

Pip! Pip! Pip!

Alarm berbunyi membangunkan manusia yang sedang tertidur di tempat tidur empuknya.

Pukul 05.00 a.m

Membangunkan untuk beraktivitas.

Inilah kegiatanmu yang baru bersama dengan suamimu.

Umur terbilang muda untuk kalian sebagai sebuah keluarga.

Kakimu turun dari kasurmu setelah susah payah melepaskan belenggu suamimu.

Beranjak ke kamar mandi ubtuk mencuci muka.

"Merah semua", gumammu.

Pantulanmu di kaca memperlihatkan ruam merah di sekitar dada dan pundakmu.

Berbuatan siapa?

Siapa lagi kalai bukan suamimu, Bakugou Katsuki.

Kemeja longgar ini milik lelaki tersebut.

Usia pernikahan kalian saja baru menginjak setahun.

Kau bilang tidak mau buru-buru punya anak.

Hidup saja masih berhemat.

Setelah bebersih diri di kamar mandi lanjut ke dapur untuk membuat sarapan.

Saat sedang asyik buat sarapan ada lengan kekar melingkari pinggangmu.

"Osu~", suara berat menyapa telingamu.

"Aku sedang masak, bisa lepas?"

"Hm~ aku mau roti saja"

"Dame"

Katsuki bekerja sebagai pro hero pemula :v//plak

Sedang dirimu, kuliah sambil bekerja sambilan.

Katsuki tidak melarangmu untuk kuliah ataupun bekerja sambilan.

Meski terkadang dia juga kesal karena dirimu selalu berkutat dengan tugas kuliahmu.

Dia akan "memakanmu"😏

Seperti semalam.

"Ada kuliah?"

"Siang nanti, pagi ini kerja"

"Hm~"

Ini rutinitas pagimu.

💥💥💥

^Reader POV^

Pinggangku masih sakit.

Semalam dia cemburu dengan tugas kuliahku lagi.

Ya, LAGI!

Dia selalu begini.

Di luar dugaan bukan?

Bahkan aku tahu dia bisa bersikap manis kadang.

Tidak...dia ini di luar dugaan!

Aku memang dulu tidak sekelas dengannya setelah pindah ke kelas hero.

Aku di kelas B, tapi sering ke kelas A sih.

Ajak Shinsou istirahat bareng sama Izuku juga.

"Aku nanti kebagian patroli malam, cih"

"Uhn, mau kubawakan bekal tambahan nanti?"

"Tidak perlu, kalau ada kesempatan nanti aku kabur"

"Sore wa dame desu yo"

"Hah!? Kenapa!? Sesukaku dong! Main perintah saja mentang-mentang pro hero senior!"

"Contohlah Izuku"

"SELALU SAJA DIA!"

Hah, ini sudah biasa juga.

Dia marah-marah di pagi hari.

Apalagi saat aku menyebut nama Izuku.

Iri bilang bos.

Izuku itu panutan.

Aku membereskan piring dan mencucinya.

Aku mengantarnya ke depan.

"Ittekimasu, baka"

"Itterashai, nande baka?"

Ini pasti dimulai lagi.

Dia menarik tanganku dan menciumku dengan panas.

"Sebut namaku bukan Deku nerd"

Kan? Dia ngambek cuma gegara aku menyebut nama Izuku.

Selama ini aku belum memanggil nama kecilnya.

Bagaimana aku memanggilnya?

Cuma sekedar, "hei", "anu", "kau", terkadang keceplosan panggil marganya.

Padahal margaku sekarang juga sama dengannya.

Lama dia menciumku dengan harapan aku memanggil namanya.

"Nanti kau telat"

"Kali ini aku sengaja telat sampai kau menyebut namaku"

Untung pintu belum dibuka.

Coba kalau dibuka.

Malu di lihat tetanga.

"Cho-chotto ngh~"

Tangan tolong tangan dikendalikan.

Main masuk saja di dalam baju.

"Chotto! Hei! Hmph!"

Percuma juga aku memukulnya.

Tenaganya lebih besar.

"Ka ngh~ Katsuki moo ii"

Aku mengambil oksigen serakus yang kubisa.

Lihat dia tersenyum miring.

Puas sekali kau ya membuatku "basah" pagi-pagi?

"Haha, ore wa zutto katchi da"

Lalu dia menghilang di balik pintu.

Aku merosot terduduk di lantai.

"Baka..."

Aku harus mandi secepatnya.

Jarinya dan tangannya sungguh bahaya.

Ini juga terkadang membuatku telat ke kampus dan kerja.

Younger Marriage Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang