^Author POV^
Langit ruangan serba putih menjadi pemandangan pertama.
Matanya berkedip berusaha menerima cahaya yang masuk.
Ranjang berdecit kala dirinya duduk dan meronta.
Masker oksigen.
Alat lain yang menempel di tubuhnya dilepas paksa.
Matanya menatap tangannya yang masih diperban.
Kaki kirnya di gips.
"[Y/n]...apa dia selamat? Kenapa cuma aku?"
Ia menurunkan pembatas ranjang.
Ia hendak turun namun tidak jadi.
"Bakugou/Kacchan!"
Kala kedua sahabatnya melongok dari tirai.
"Urusai! [Y/n] doko da!? Kouki wa!? Natsuki!?"
"Kacchan tenang dulu!"
"Aku panggilkan dokter!"
"Dokei!"
"Kacchan tenang! Biarkan aku yang jelaskan!"
Bakugou Katsuki langsung meberontak begitu bangun.
Ia hanya ingin memastikan keluarga kecilnya selamat.
Hanya ingin melihat mereka saja.
Meski mereka ada maupun tidak.
Ia hanya ingin memastikan.
Srak!
Tirai di sebelahnya dibuka kasar.
"Urusai na"
Kedua orang tersebut langsung menoreh ke asal suara.
Senyum lembut dan setitik air mata di pelupuk mata cantinya terpatri di wajah pucatnya. "Katsuki dan Izuku tidak pernah berubah ya"
Tanpa terkejut yang terlalu lama kayak di drama :v//plak.
Bakugou Katsuki melompat ke ranjang sebelah dan memeluk istrinya.
Diciumnya setiap inci wajahmu karena terlalu senang dan bersyukur.
Keduanya menitihkan air mata.
"[Y/n]...gomen"
"Berhenti minta maaf Katsuki", tanganmu mengusap lembut pipi suamimu itu. "Aku tidak apa-apa, jangan menyalahkan dirimu sendiri Katsuki. Berhenti berwajah seperti itu"
Katsuki menggigit bibir bawahnya, ia terlihat tertekan dan merasa bersalah.
Kau mengecup dahi dan bibirnya, senyum lembut kau tujukan padanya.
Izuku terkacangkan :v
"Aku di sini, kau juga di sini, aku bersyukur dans enang kau selamat, anak-anak juga selamat berkat Kiri-chan. Wekarang mereka di rumah neneknya tidak perlu khawatir", jelasmu. "Katsuki, tenang ya. Semua sudah berlalu"
Pelukmu hangan sambil mengusap punggung lebar suamimu itu yang gemetar.
Dia membalas pelukanmu dengan erat, air matanya tidak bisa berhenti.
Sampai dokter yang datang bersama Kirishima menjadi sungkan.
"Katsuki, dokter datang"
"Masa bodoh!"
Kau tertawa canggung. "Maaf biarkan dia sebentar begini, nanti saya panggil"
"BROOO!", Kirishima tetiba ikut berpelukan :v
"Lepas! Jangan meluk istriku!"
"Aku kan meluk kau bukan [y/n]"
💥💥💥
^Reader POV^
Apa aku bangun setelah Katsuki atau sebaliknya?
Yang mana pun itu membuatku senang.
Aku bisa melihatnya lagi.
Aku bangun tadi rasanya linglung.
Ponselku ada pesan masuk setelah, chat tentang anak-anak.
Mereka tidak bisa kemari karena masih rentan.
"Maaf saya turut berduka, mata kanan anda tidak dapat berfungsi lagi. Mata kanan anda tidak bisa melihat"
"Ah, begitu ya...", pasti karena waktu itu tertusuk. "Masih ada mata satunya lagi"
"Apa tidak bisa dia melihat lagi? Aku sumbangkan satu mataku!"
"Maaf tidak bisa..."
"Apa!? Pasti bisa! Lakukan sesuatu! Gu--"
"Katsuki, sudahlah...", aku hanya bisa melihatnya dengan satu mataku. "Aku tidak apa, toh masih ada mata kiriku"
Quirkku hanya bisa menyambungkan yang putus, tidak bisa meregenerasi luka lain seperti mataku.
Kekuatan quirk terakhirku aku pakai untuk menyambungkan tangan Katsuki.
A
ku diminta untuk tidak memakainya sementara waktu, begitu juga Katsuki.
Aku masih ingat kejadian itu...
Penggabungan quirk yang kulakukan dengannya.
Ledakannya dahsyat juga, cukup waktu itu saja jangan lagi.
Kami hampir membuat Natsuki dan Kouki yatim piatu.
Semua berkat Kiri-chan kami masih di sini.
"Hei, Katsuki jangan berwajah seperti itu lagi"
Sedih, depresi, tertekan, dan rasa bersalah terlukis jelas di wajahnya.
"Aku masih bisa melihatmu dengan jelas walau dengan satu mata. Aku baik-baik saja"
Dia masih suka sekali menyalahkan diri sendiri ketika aku terluka begini.
"Natsuki dan Kouki tidak akan suka melihatmu begini"
"Hm..."
"Lihat aku, tatap aku"
Ia enggan.
Ia melihatku dari sudut matanya saja.
Aku menangkup mukanya agar melihatku.
"Lihat kan?", aku tersenyum untuknya. "Kau juga begitu, ehm...meski kita sama-sama msih diperban seperti mumi. Yang terpenting kita selamat"
"Aku--"
"Berhenti minta maaf dan menyalahkan dirimu sendiri"
"Hah...iya"
"Kau tidak malu apa sosok lemahmu dilihat Izuku dan Kiri-chan dari tadi?"
"Hah? Mereka masih di sini?"
"Iya"
Ngamuk nggak? Ngamuk nggak?
"APA YANG KALIAN LIHAT HAH!?"
Ngamuklah, masa nggak? Katsuki gitu lho.
Mulai deh mereka bertiga ribut.
Ini jadi kesempatanku bertanya pada dokter. "Seain mata saya...apa tangan suami saya berfungsi?"
"Tangan yang sempat putus masih belum boleh digerakkan tapi penyambungannya sempurna. Anda melakukan operasi penyambungan ya?"
"Hanya quirk saja kok, lalu apa ada hal lain?"
"Ya, saya akan sampaikan pada anda saja"
Ini bagian pentingnya.