^Author POV^
Hari-hari sebelum operasi.
Kondisimu makin melemah.
Kulit yang cerah kini pucat.
"Kau pucat"
"Eh, benarkah?"
"Kurang tidur?"
"Aku tidak apa Katsuki"
Tidak ada yang tahu.
Kecuali satu orang malaikat kecil.
Entah itu quirknya atau dirinya memang dianugerahi penglihatan lebih.
"Kaachan"
"Ada apa Kouki?"
"I-ikanaide hiks..."
"Kouki kenapa menangis? Ibu tidak akan ke mana-mana"
Dalam diam Kouki menangis di dekapan ibunya.
Ia tidak mau bilang penglihatan yang ia lihat.
Sepertinya quirk hampir sama dengan seseorang.
Kau pun menenangkannya.
Bersenandung lullaby yang lembut.
Kouki dengan tangan kecilnya memelukmu erat.
Terus bergumam "jangan pergi" yang membuatmu bingung.
Meski kau ada jadwal operasi, kau meminta untuk tidak menginap di rumah sakit.
Masih tetap dengan tidak memberitahukannya pada keluarga kecilmu.
"Istirahat saja kalau tidak enak"
"Katsuki, bagaimana kalau kita piknik sekeluarga? Hari ini cerah"
"Hari ini juga?"
"Uhn, aku ingin piknik keluarga nanti kita foto sekeluarga"
"Baiklah, kau tidak apa kan?"
"Daijoubu yo~", senyummu tetap lembut seperti tidak ada beban. "Ke pantai saja yuk!"
"Kau siap-siap saja", elusan halus kau terima dari suamimu. "Aku siapkan mobil"
"Masak dong buat bekal"
"Iya, iya"
Seolah tidak terjadi apapun.
Seolah tidak ada sakit apapun.
Kau menunjukan dirimu yang biasa di hadapan mereka.
Senyummu tetap manis.
Tetap ceria.
Seolah tidak ada rasa sakit.
"Semua senyum!"
Foto keluarga yang tampak bahagia.
Tampak bahagia dan harmonis.
💥💥💥
^Reader POV^
Siang ini.
Hari ini.
Hari operasiku.
Setelah piknik kemarin, aku lega rasanya.
Aku gugup...
Takut...
Tapi aku yakin aku akan baik-baik saja.