^Reader POV^
Teruntuk orang tua Kouki.
Terima kasih untuk mempercayai kami untuk menjaga dan merawat Kouki.
Maaf atas kejadian lalu...
Kouki anak yang baik kok, meski sering menangis karena memang itu caranya untuk berkomunikasi bukan?
Lalu...maaf aku tidak bisa beri ASI yang cukup untuknya, huhuhu.
ASIku belum bisa keluar, maafkan aku.
Aku memang prnah hamil tapi...aku keguguran dan itu mengakibatkan aku memiliki satu indung telur yang tersisa.
Ovumku tinggal yamg kiri saja yang masih berfungsi karena yang satu lagi...sudah diangkat.
Aku merasa gagal...
Ah, demo daijoubu!
Katsuki wa...zutto watashi sobani itte!
Di-dia juga berusaha membantuku agar ASIku keluar.
De-dengan caranya, me-memalukan rasanya.
Lalu kami memutuskan konsultasi dengan rumah sakit tempat anda selalu cek keadaan Kouki.
Breast care ya namanya?
Itu diberikan padaku agar dapat menyusui Kouki.
Agak menyakitkan memang, tapi aku harus kuat!
Demi Kouki!
Karena aku seorang ibu!
Lalu terima kasih juga...sudah merawat dn melahirkan Kouki.
Meski itu singkat.
Dan sekarang harus berganti marga.
Tolong awasi berkembangannya dari sana.
"[Y/n]"
"Hm?"
"Ah, iie..."
Kami selesai berdoa untuk pagi ini di altar yang dibuat Katsuki untuk orang tua Kouki.
Di sana ada foto sepasang suami istri yang tampak bahagia.
"Mii"
Ah, selain Kouki ada anak kucing juga.
Dia mendekat padaku dan mengeluskan kepalanya di pahaku diikuti Hako-chan.
"Anak ini belum ada nama"
"Ah, benar juga"
"Hm, bulunya kok merah?"
"Mungkin dipilox sama anak iseng"
"Hidoi yo Katsuki"
"Kau yang kasih nama"
"Aku? Kau ingat saat kita berdebat menamai Hako-chan"
Dicuekin malah pergi ke dapur.
Aku duduk di sofa ruang tengah, di mana ranjang bayi ada.
Kouki sedang terlelap setelah minum susu.
Enak ya jadi bayi, haha.
"Warnamu merah...", aku mengangkat anak kucing imut ini. "Ja! Akaashi!"
"Pasaran"
"Hm...Ryomen Sukuna!"
"Entah kenapa aku merasa buruk dengan nama itu"
"Akari?"
"Dia jantan lho"
"Kamaboko Gonpachiro"
"Konyol! Kepanjangan!"
