27. Birth

1.4K 205 24
                                    

^Author POV^

Seekor, eh salah :'v

Ehem!

Seorang pria tampak gelisah duduk di bench depan ruang bersalin.

Duduk lalu mondar-mandir dengan gelisah.

Duduk lagi namun kakinya menghentakkan lantai tidak sabar membuat lorong yang sepi itu berisik.

Lengan bajunya terdapat bekas bakaran itu karena ulahnya.

Ia langsung ke rumah sakit begitu dapat telpon kalau istrinya sudah pembukaan terakhir dan akan melahirkan.

Dia sedikit terlambat dan tidak bisa masuk.

Botol minum ke 10 sudah dia teguk untuk menghilangkan rasa resah dan gelisahnya.

Istrinya tengah berjuang di dalam bisa ia dengar suaranya.

Jadwal kelahiran anak mereka tidak sesuai prediksi.

Yang seharusnya sebulan lagi malah sekarang lahir setelah seminggu dikejutkan oleh anak angkat mereka.

Seorang perawat keluar dari ruangan.

"Bagai--"

"Anda suaminya?", perawat itu menyela perkataannya.

"I-iya, apa--"

"Syukurlah!"

Pria itu diseret ke dalam ruang bersalin.

Tampak di hadapannya istrinya dalam posisi yang menurutnya memalukan jika ditujukan orang lain.

"KATSUKIHHH!!!", teriakmu begitu mata kalian bertemu.

Bakugou yang dipanggil langsung berada di sampingmu.

Tangan kekarnya kau remas.

Bakugou sedikit meringis kesakitan karena genggamanmu lebih kuat daripada saat "ehem" :v

"Aku hah...tidak kuat lagi"

"Kau pasti bisa [y/n]! Aku tahu itu!"

"Sakit tahu! Coba kau yang alami ini!"

"Kau bisa!", tangan Bakugou yang tidak kau remas ikut menggenggam tangan kirimu. "Ga...GANBATTE KUSO OTAKU!"

"NANDATO!?"

"NANDE YOWAI KA HAH!? KUSO OTAKU!"

"URUSAI YO BAKATSUKI!"

Lah malah tengkar :v

Saat kalian asik perdebat disela dirimu yang mengejan.

Suara tangisan bayi pun terdengar.

Kalian pun berhenti berdebat dan melihat ke asal suara.

Bulir bening mengalir dari matamu yang indah.

"Omedetou! Kawaii mutsuko desu", kata perawat menggendong anak kalian.

Bayi lelaki mungil dibaringkan di samping sang ibu.

Tanganmu membelai pipi bayi masih merah itu.

"Mirip ayahnya", katamu.

Bakugou tidak bisa berkata-kata, air mata yang tidak pernah ia tunjukan pada orang lain selain padamu itu berlinang tidak mau berhenti.

Tangan kekarnya terulur untuk menggendong sosok mungil nan rapuh itu dengan hati-hati.

Bakugou melupakan tangannya yang berdenyut sakit karena diremas olehmu tadi.

Tawa kecil dan senyuman bhagia ditujukan Bakugou kala jari kelingkingnya di genggam tangan mungil anaknya itu.

Younger Marriage Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang