^Reader POV^
Katsuki menceritakan semuanya.
Tentang kondisiku.
Tentang hal lain.
"Oh, itu karena aku pakai armor", caraku menahan serangannya meski sedikit berhasil?
"Armor?"
"Iya, dari dahan yang kubawa tapi belum sempurna gerakanmu cepat"
"Gomen..."
"Tidak perlu minta maaf, aku saja yang lamban"
Organ vitalku mengalami kerusakan tapi tidak parah karena armor yang kubuat.
Aku menyadari kehadiran seseorang tapi aku kalah cepat dengan serangannya.
Di momen yang perbedaannya tipis itu aku menciptakan pelindung di badanku dari dalam.
"Dan satu hal lagi...aku tidak tahu harus bagaimana mengatakannya [y/n]..."
"Aku...keguguran ya kan?"
"[Y/n]--"
"Aku sudah dengar dari dokter", saat aku diperiksa tadi. "Baka dane..."
Aku sendiri tidak menyadari kalau aku hamil.
Mual dan muntah yang kurasakan aku pikir hanya karena kecapekan.
"Aku bodoh tidak menyadarinya...jangan salahkan dirimu terus menerus Katsuki"
Aku menangkup wajahnya.
Ini sudah takdir yang kita hadapi.
Ini juga ujian yang diberikan pada kita.
Nikah muda memang banyak pantangannya.
Banyak rintangan yang harus dihadapi.
"Mukamu sedih begitu mirip anak anjing lho"
"Hah!?"
"Haha, ini baru Katsuki"
Bakugou Katsuki yang ngegas.
Pemarah.
Sembrono dan seenaknya sendiri.
"Jangan sedih begitu dong, Katsuki"
"[Y/n]...apa kau tidak sedih kita kehilangan anak kita? Apa kau...tidak membenciku karena aku melukaimu?"
💥💥💥
^Bakugou POV^
Kau pasti sedih kan?
Kau pasti membenciku kan?
Kau selalu berusaha terlihat kuat dengan senyummu.
Berusaha terlihat semua baik-baik saja.
Aku menggenggam tangannya yang menangkup wajahku.
"Kau boleh mengatakan apa yang kau rasa [y/n], tidak perlu menahannya"
"Nani yo...bakatsuki...uhh"
Dia mulai menangis.
Siapa yang tidak sedih jika kehilangan?
Apalagi ini...anak pertama bagi kami.
"Aku...membuatmu kecewa kan [y/n]"