^Reader POV^
"Kya! Kawaii!"
"Tembemnya~"
"Gemoy hehe"
Ah, rumah kami sedang ramai orang.
Teman-temanku dan Katsuki semasa sekolah dulu datang seperti mau tawuran.
Juga orang tua kami berdua juga datang.
Begiti kami mengabari kalau mengadopsi anak mereka langsung mau datang.
Dan tidak kusangka pekan ini.
"Konoko namae?"
"Kouki, Yaomomo suka anak kecil ya"
"Hehe, iya begitulah"
"Demo kawaiso ne Kouki-chan kero"
"Ima daijoubu desu yo, ne Kouki"
Kouki terlihat nyaman digendongan Yaomomo.
Ah, perbedaan dada ini menyebalkan sekali rasanya.
Kouki tahu ya yang empuk dan besar.
Aku ke dapur ke tempat para emak-emak dan beberapa temanku memasak.
"Aku bantu ya"
"Ah, [y/n]-chan tidak apa biar kami saja"
"Tapi okaasan...", kan aku tidak enak jadinya.
Keluarga Katsuki selalu memanjakanku.
"Daijoubu", ibu -Mitsuki-san- mendorongku keluar dapur. "Daripada itu...Katsuki"
Mataku melihat Katsuki yang terlihat khawatir?
Mukanya sih kesal tapi dari gerakan kakinya yang dia hentakan beberapa kali dia terlihat khawatir.
Aku berganti melihat arah dia memandang.
Ah, begitu dia khawatir dengan Kouki yang dari tadi di kerumunin teman-teman.
"Anak itu dasar, padahal kami berbahagia juga ingin lihat Kouki-kun. Wajar sih kalau jadi dikerumunin seperti waktu Katsuki bayi dulu"
"[Y/n] juga dulu, papanya yang khawatir"
"Dayo ne"
Aku menghampiri Katsuki. "Katsuki"
"Hah?"
"Bisa bicara sebentar di atas?"
Dia tidak menjawab tapi mengikutiku ke lantai atas yang sepi.
Dari sini aku bisa melihat semuanya yang sedang tersenyum.
"Shinpai?", langsung to the point saja.
"Yah...", Katsuki memegang belakang lehernya. "Bayi kan rentan, aku takut dia kenapa-kenapa"
Tuh kan dia khawatir.
Memang ya soal mengurus bayi dia lebih jago juga daripada aku.
Suami multitalent buatku sedikit insecure.
Ini memalukan tapi...
Gyut.
A-aku menangkup dadanya yang bahkan sedikit menonjol karena dia rajin latihan dan olahraga.
Otot tubuhnya terbentuk sempurna.
"Small boobs", aku hanya ingin menghiburnya.
"Tsk, kau ini sedang apa?"
"Haha, punyamu lebih kecil dariku"
"Kau minta hm?", shit dia malah salah paham. "Tidak apa, lagipula di sini ramai jadi tidak terdnegar", bisiknya.