10.) Habit

832 89 28
                                    

* Happy Reading *
===============

___•||•___

~ Pukul 10.21 pagi waktu Seoul ~

" Anak nakal! Kenapa tak beritahu Eomma dari kemarin bahwa kau mengalami kecelakaan!? "

" Akh! Aduh! Aduh! Aish, telingaku!? "

Aku tidak tahu harus bagaimana, yang jelas aku hanya bisa meringis melihat Yoon Jeonghan yang tengah mendapatkan sebuah jeweran di telinga kirinya oleh seorang wanita paruh baya.

Yang aku tahu, bahwa wanita paruh baya itu adalah Eomma Yoon. Ibu dari Jeonghan sendiri.

Sedangkan sang ayah, Appa Yoon hanya duduk di sofa pojok ruangan rawat sembari tertawa ringan melihat putra sulungnya itu mendapat omelan dari sang ibu karena tak memberi tahu tentang kecelakaan yang di alaminya.

Sinhye? Entah kenapa anak itu, dia malah tertawa terbahak bahak di pintu ruangan. Entahlah, mungkin dia merasa senang melihat Oppa nya itu mendapat omelan dari sang ibu.

Pagi menjelang siang ini, memang aku rutin dan selalu menemani Jeonghan di rumah sakit ini. Dan beberapa menit yang lalu, Sinhye datang sembari membawa kedua orang tuanya masuk dan terjadi lah adu mulut antara ibu dan putranya itu.

Aku hanya berdiri di samping ranjang, sembari mendengar percakapan keluarga Yoon itu.

" Ya.. bukan begitu maksudku Eomma? Karena kalian ada pekerjaan dan jauh di New Zealand, jadi aku tak ingin merepotkan dan membuat kalian khawatir aku mengalami kecelakaan. "

Eomma Yoon terlihat menghela nafas kasarnya setelah mendengarkan penjelasan dari Jeonghan yang masih mengusap usap telinga kirinya yang memerah akibat jeweran sayang dari ibunya itu.

" Tetap saja, walau bagaimanapun keadaan mu prioritas kami Han? Coba saja, Sinhye atau kamu menghubungi kami dari awal? Kan, kami tak sepanik itu untuk mengejar penerbangan tercepat dari Wellington ke Seoul? "

" Lain kali jangan begini lagi? Apapun yang terjadi padamu atau Sinhye, segera beritahukan ke Appa atau Eomma. Kau paham? "

Jeonghan mengangguk dengan mengusak usak pelan rambut hitamnya, wajahnya nampak memasang raut pasrah.

" Iya aku paham, lain kali tak begitu lagi. Aku yang salah. " Ucapnya, sembari memainkan selimut yang di gunakan nya.

" Itu, sekalian yang di pintu juga salah. " Sambung Jeonghan, membuat Sinhye yang tengah bermain ponsel mendelik tajam kepadanya.

" Kenapa aku dibawa bawa Oppa!? Ish! "

" Hey, sudahlah. Kalian ini? Bertengkar terus, kita sampai lupa ada orang lain disini. " Appa Yoon datang dan menengahi pembicaraan yang kalau tak di lerai bisa berlanjut entah sampai kapan.

Langsung saja, setelah beliau berkata seperti itu arah pandang dua orang paruh baya itu serentak menatapku lekat. Aku diam tak berkutik, jelas ini menegangkan. Apalagi, aura dari Eomma Yoon benar benar berbeda jauh dari yang terakhir kali ku lihat. Sekarang, terkesan lebih tegas dan kelihatan anggun berkelas. Paras cantiknya pun masih terlihat walau usianya sudah memasuki kepala 5.

Aku melirik Jeonghan, dan sial nya kenapa dia justru menatapku dengan tatapan yang sama sekali tak bisa ku artikan. Aku mendelikkan kedua mataku menatapnya tak percaya, dia balik membalas tatapanku dengan seolah menyuruhku untuk mulai bicara terlebih dahulu, tapi di sini aku bingung ingin membicarakan hal apa?

My Sweet Husband || Yoon Jeonghan { COMPLETE }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang