[ PROSES REVISI ]
Sesuatu pernah memisahkan keduanya, beberapa masa lalu yang tak terduga, rasa cinta yang saling terbalaskan. Kisah hidup yang berlika liku, hingga akhir nya dapat membuat kebahagiaan yang berarti.
Hanya untuk Airin Kim, dari Jeong...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Jika aku menunjukkan sesuatu, apakah kau akan memikirkanku setiap pagi? Pada akhirnya kau adalah bagiku dan aku adalah bagimu. ~ Yoon Jeonghan.
____ ••• ____
" Hai? Sudah lama tak berjumpa? " Sapa pria itu dengan riang dan sempat melambaikan tangan nya kepada Airin sendiri.
" K-kau? " Gemetar menguasai raga Airin kala mendengar sapaan secara langsung dari pria tampan yang tak begitu jauh dari tempatnya itu.
" Apa yang harus aku lakukan? " Batin Airin saat itu juga, dan dia menolehkan kepalanya menatap ke arah dimana pria yang menyapanya itu tengah duduk.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dapat dengan jelas sekarang oleh kedua mata Airin bahwa dia melihat seorang pria yang sangat dia kenal dari dulu dan sekaligus orang yang paling dia benci, malah telah duduk dengan santainya disalah satu bangku cafe itu, ditangan kiri namja itu memegang sebuah cangkir kopi yang entah sejak kapan dia pesan, dan pria itu memandang Airin dengan senyum manisnya.
" Kenapa kau diam saja? " Pria itu malah berjalan mendekat ke arah Airin, setelah beranjak dari posisi duduk nya tadi ke arah Airin yang masih duduk di kursi depan meja kasir.
Pria itu juga berjalan dengan membawa cangkir kopi nya dan satu tangannya lagi dimasukkan kedalam saku jas abu abunya, pesonanya cukup membuat para pengunjung yang rata-rata adalah wanita menjadi langsung tertarik padanya, dan lihatlah atensi sebagian pengunjung telah sempurna terarahkan kepadanya.
Airin masih terkejut kala itu, dia diam tak berkutik dan masih berupaya mencerna situasi ini dan dia sejenak melupakan kondisi keramaian cafe nya ini bahkan pegawainya tadi pun sudah pergi untuk melanjutkan pekerjaannya kembali.
" Boleh aku duduk disini? " Pria itu bertanya dengan salah satu tangan menunjuk ke sebuah kursi yang tepat berada disamping Airin.
Airin tak mampu menjawabnya, dia masih sibuk dengan pikirannya sendiri. Bagaimana bisa pria ini dengan mudahnya menemukan keberadaan nya dari sekian banyak tempat di Korea Selatan ini?. Terkejut? Jelas itu dirasakan Airin sekarang, dia berulang kali merutukki dirinya dalam hati kenapa tadi tidak langsung kabur saja begitu bertemu tatap dengan pria menyebalkan ini.
