Part 23

6 2 2
                                    

"Hei, berhenti!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hei, berhenti!"

Laki-laki itu terus membawanya paksa. Semakin keras ia meronta semakin keras laki-laki itu menariknya.

Veyara kehilangan keseimbangannya hingga jatuh ke tanah. Hal yang membuatnya sangat terkejut hingga meneteskan air mata adalah ketika laki-laki itu menarik kerah pakaiannya dari belakang. Ia mungkin akan mati di sini.

Bugh!

***

Setelah kepergian Veyara laki-laki itu terdiam beberapa saat. Zafran bukanlah laki-laki bodoh yang akan meninggalkan seorang gadis berjalan sendirian.

Dan sekurang ajarnya dirinya, ia tetap sayang dengan ibunya. Membayangkan bagaimana seorang wanita tersakiti membuatnya teringat dengan ibunya.

Ia mendapat kesadaran itu setelah kehilangan Arletta. Hebat!

Saat ini cuma satu solusi untuk gadis keras kepala seperti Veyara. Diam atau ketahuan.

Zafran berniat mengikuti Veyara. Laki-laki itu turun dari mobilnya. Jalan kaki adalah jalan utama agar gadis itu tidak tahu.

Zafran segera mengikuti kemana arah Veyara menghilang sebelum gadis itu semakin jauh.

Ia belum melihat tanda-tanda keberadaan Veyara. Laki-laki itu sidah sedikit berlari agar dapat menyusul gadis itu. Namun, ia belum juga menemukan batang hidungnya.

Hingga samar-samar ia menangkap suara seseorang yang tengah berteriak.

Tanpa pikir panjang, laki-laki itu mencari sumber suara itu.

Dugaannya benar. Ia melihat Veyara tengah diseret oleh seorang laki-laki dengan pakaian serba hitam.

"Brengsek!" Umpatannya bahkan tidak cukup untuk menjelaskan bagaimana emosi Zafran saat ini.

Laki-laki itu setengah berlari. Zafran melompat sembari menendang laki-laki itu dengan kuat.

Laki-laki itu sudah jatuh tersungkur ke tanah. Veyara menutup mulutnya, tidak percaya.

Zafran datang tiba-tiba. Dua laki-laki itu beradu otot. Sama-sama saling menghancurkan satu sama lain.

Zafran beberapa kali meninju laki-laki itu. Antara tidak puas dan laki-laki itu belum menyerah. Zafran tengah tersulut emosi.

Pakaiannya acak-acakan. Wajahnya penuh lebam dan rahang yang mengeluarkan banyak darah. Zafran menatap laki-laki itu tajam sembari tersenyum. Ini untuk pukulan terakhirnya.

Bugh!

Laki-laki dengan masker hitam itu tumbang. Napas Zafran terengah-engah. Jika ia menuntaskan hasratnya untuk memukuli laki-laki itu, sudah dipastikan laki-laki tidak akan berdiri bahkan bergerak sekalipun.

Zafran berjalan mendekati laki-laki itu. Ia berjongkok lalu tersenyum remeh. Tangan kanannya bergerak membuka topi dan masker yang laki-laki itu kenakan.

Veyara Secret [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang