"Maaf, ya." Veyara kini berdiri di depan Alvian dengan kapas di tangannya.
Alvian menaikkan satu alisnya. "Kenapa?"
"Gak tau," ujarnya sambil masih fokus dengan luka pada rahang dan sudut bibir Alvian.
Diam-diam Alvian menikmati suasana ini. Matanya menatap lekat bentuk wajah Veyara. Masih sama persis seperti satu tahun yang lalu. Gadis itu akan tetap sama di matanya. Cantik, indah tanpa cacat sedikit pun.
"Bay the way, gue baru liat lo sekarang, lo anak baru, ya?" tanya Veyara.
Alvian langsung tersadar begitu Veyara bergerak menjauh untuk mengembalikan kotak obat pada tempatnya. "Gue baru masuk hari ini," jawab Alvian. Lagi-lagi atensinya terpusat pada gadis di depannya.
Veyara mengangguk paham. Ia berjalan hingga posisinya kini berdiri tepat di depan Alvian. Senyum lebar ia pasang sambil mengulurkan tangannya. "Gue Veyara," ujarnya.
Alvian tersenyum balik lalu membalas uluran tangan Veyara. "Gue Alvian," jawabnya.
Alisnya tertarik ke atas begitu mendengar nama dari laki-laki itu. "Hmm, kayak pernah denger, dimana, ya?"
Alvian terdiam sejenak sambil menatap Veyara. Kemudian laki-laki itu terkekeh geli. "Pernah denger doang, kan? Kita belum pernah ketemu, ralat kita ketemu baru hari ini," ujarnya.
Veyara tersenyum canggung menanggapi ucapan Alvian. "Gue mau balik duluan, ya?"
"Lo deket sama Zafran, ya?"
Tiba-tiba langkahnya terhenti begitu pertanyaan Alvian terdengar. Veyara berbalik dengan wajah datar. "Gue gak kenal Zafran," jawabnya. Setelah itu Veyara langsung pergi tanpa sepatah kata terakhir.
Jantungnya berdebar kencang. Veyara segera berlari menuju toilet sebelum dirinya benar-benar hancur. Bayang-bayang itu kembali lagi. Persis seperti kejadian yang membuat dirinya menjadi gadis yang keras.
***
Satu tahun yang lalu.
Bugh
"Akh! Maaf, Veyara gak sengaja, Der." Gadis itu mencoba bangun dengan sisa tenaganya. Malam itu lagi-lagi satu kesalahan kecil membuat tubuhnya kembali remuk.
"Lo mau gue aduin ke ayah, hah?" bentak seorang laki-laki kepadanya.
"Please, Veyara janji gak bakal ngulangin lagi," ujarnya. Air mata, keringat bercucuran. Penampilannya bahkan tidak bisa dibilang baik di mata orang lain.
"Sialan! Gak berguna, lo tuh cuma nyusahin doang!"
Bugh
Plakk
Telapak tangan kekar milik Alder bergerak mencengkeram dagunya dengan erat. Matanya menatap tajam Veyara yang kini tersungkur ke lantai. Apartement kecil itu menjadi saksi bisu dari hancurnya Veyara. Bahkan hujan badai tidak mampu menyamarkan suara teriakan Veyara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Veyara Secret [END]
Teen Fiction❝Luka ini kembali basah hanya karena ku tahu kita saling mencintai❞ Luka yang selama ini ia lupakan kembali basah hanya karena satu laki-laki yang datang menyatakan cintanya. Zafran tidak menyangka akan bertemu dengan wajah perempuan itu...