"Vey?"
Zafran mendekat. Namun, Veyara langsung berlari cepat begitu setetes air matanya jatuh. Ia tidak boleh terlihat lemah di hadapan semua orang.
Zafran berlari mengikuti Veyara. Keduanya berakhir di rooftop sekolah.
Tidak ada yang percaya begitu Zafran memanggil nama Veyara lagi. Bahkan Zafran sendiri mengira semua ini hanyalah mimpi.
Gadis itu menerjangnya dengan pelukan erat. Zafran membeku di tempat. Masih tidak percaya.
Perlahan tangannya terangkat ke atas pundak Veyara. Mengusapnya lembut berharap gadis itu menjadi tenang.
Suara isakan terdengar lirih.
"Vey?" panggilnya. Namun, gadis itu tidak menjawab.
Memori masa kelamnya kembali terulang. Kedatangan Alder dan Arletta tiba-tiba membuatnya mengingat itu semua.
***
Plakk.
Seorang wanita berdiri cukup jauh dari posisinya. Wanita itu menutup mulutnya menahan tangis. Tak kuat melihat putrinya tersakiti. Rina Maheraya, ibu Veyara tidak bisa melakukan apa pun selain hanya berdiri dengan perasaan tidak tega. Walau jika ia berani berkata tajam, ia diam karena ia hidupnya sejahtera.
Plakk.
Tamparan itu kembali melayang di pipinya. Tangannya terikat ke belakang. Air matanya menetes deras. Skenario kehidupan selalu datang tiba-tiba karena jelas takdir tidak ada yang tahu. Namun, ia merasa takdir adalah khayalan belaka. Hidupnya seperti digerakkan oleh orang tuanya.
Tak henti pria itu mengucap sumpah serapah yang begitu menusuk hatinya. Pria yang ia anggap sebagai pahlawan ternyata adalah kesialan bagi hidupnya. Ucapan manis yang dulu selalu ia dengar hingga hatinya berbunga-bunga kini hanya umpatan kebencian yang ia dengar.
Tiba-tiba air mengguyur membasahi tubuhnya. Veyara tidak berdaya. Ia hanya bisa mengeluarkan rintihan kesakitan begitu air dingin itu mengenai luka yang baru saja tercetak hampir di seluruh tubuhnya. Lebam bahkan goresan yang dalam. Hingga mengubah air itu menjadi berwarna merah.
"Dasar anak tidak berguna!" Pria itu menatapnya benci dari atas.
"Lihat saudaramu, dia lebih baik dari pada dirimu! Dasar, sampah!"
Veyara melirik seseorang yang berdiri di tangga. Arletta tertawa puas melihat semuanya. Hujan yang deras dengan badai yang tak kian berhenti membuat rintihan kesakitan yang Veyara keluarkan tak berarti apa-apa.
"Bunda..."
"V-veyara sakit, Bunda..." rintihnya dengan tubuh gemetaran. Ia menatap sang ibu yang tidak bisa berkutik sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Veyara Secret [END]
Teen Fiction❝Luka ini kembali basah hanya karena ku tahu kita saling mencintai❞ Luka yang selama ini ia lupakan kembali basah hanya karena satu laki-laki yang datang menyatakan cintanya. Zafran tidak menyangka akan bertemu dengan wajah perempuan itu...