Part 13

5 2 2
                                    

Pada nyatanya semuanya akan kembali seperti semula

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pada nyatanya semuanya akan kembali seperti semula. Tidak akan ada yang berubah selama rasa gengsi tertanam kuat pada diri seseorang. Hampir semua orang hidup dengan rasa gengsi yang besar. Mereka enggan mengatakan sesuatu yang ternyata itu adalah hal yang penting. Intinya, gengsi mengalahkan semuanya.

Pagi itu Zafran sudah duduk diam di roof top sekolah. Namun, kali ini berbeda. Tidak ada sebatang rokok di tangannya. Walau hambar, tapi laki-laki itu percaya hidup memang tidak adil.

Kemarin, setelah sampai di rumah ia sudah dihadang oleh kedua orang tuanya. Menyuruhnya duduk diam dan mendengarkan semuanya. Hingga pernyataan mutlak ia dengar dari mulut sang ayah. Mengacak-acak rancangan masa depannya.

"Kamu akan ayah jodohkan!"

Mulutnya bahkan tak sempat menganga untuk menunjukkan keterkejutannya. Ia rasa ayahnya sedang berhalusinasi. Namun, ketika tiba-tiba sang ibu menemuinya di kamar lalu mengalungkan lengan hangat itu ke punggungnya lalu berucap, "Kamu akan terbiasa, Fran," ia berubah pikiran.

Ia tahu menolak semuanya adalah hal sia-sia, terlebih sifat ayahnya yang keras dan gila harta hanya akan membuatnya remuk dan berakhir di kamar mandi dengan keadaan penuh lebam.

Zafran mengacak rambutnya frustrasi. Ia merasa hidupnya di dunia hanya berperilaku seperti orang bodoh. Larut dalam cinta lalu tenggelam dalam kesedihan. Dan ia tidak bisa berenang untuk kembali ke tepian. Dirinya hanya akan tenggelam dalam kesedihan?

"Arghh!" racaunya. Sakit kepala terberat adalah menjadi dirinya, menurutnya.

"Zafran!"

Zafran menoleh ke belakang begitu mendengar namanya terpanggil. Laki-laki itu mengernyit heran mendapati gadis yang ia temui kemarin tersenyum lebar ke arahnya sambil menenteng tas merah muda yang baru dilihatnya pagi ini. Apa gadis itu suka dengan warna merah muda?

"Nih!" Dengan senyum lebar gadis itu menyodorkan sebuah kotak nasi kepadanya.

Zafran menatap gadis dengan tatapan bertanya-tanya.

Gadis itu yang mengerti maksud Zafran pun semakin tersenyum lebar. "Jangan lupa dimakan, kalau lo udah makan pagi, ini buat makan siang lo!" ujarnya antusias.

Lagi-lagi Zafran dibuat heran dengan perubahan sifat Veyara. Sejauh yang ia tahu, Veyara bukan tipe gadis periang seperti ini. Apa sesuatu merasuki tubuhnya?

Zafran menepis kotak nasi yang dipegang gadis itu. "Lo kenapa, sih?"

"Kenapa gimana?" tanya balik gadis itu.

Zafran semakin tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa Veyara yang kemarin mengabaikannya tiba-tiba begitu mendekatinya seperti ini.

"Lo siapa, sih?" Zafran menatapnya dengan raut wajah kesal. Laki-laki itu merasa ada yang tidak beres dengan Veyara.

"Gue Veyara, Fran!" jawabnya.

Veyara Secret [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang