Part 6

6 3 0
                                    

Zafran turun dari mobil hitam milik Gentha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zafran turun dari mobil hitam milik Gentha. Laki-laki itu mengacak rambutnya sebelum berlari ke arah parkiran sekolah. Kemarin dirinya baru sadar ketika sampai di rumah tanpa membawa motor merahnya.

"Untung gak hilang motor gue," ujarnya. Zafran terdiam sambil memandangi motornya. Lagi-lagi pikirannya kacau. Ia mencoba mengingat sesuatu tetapi tetap saja sulit. Bahkan pikirannya seakan berhenti bekerja.

"Arghhh, mikir apa, sih, gue?" Zafran berdecak kesal. Hingga akhirnya laki-laki itu memutuskan untuk segera masuk sebelum bel berbunyi.

Melewati koridor sekolah yang mulai ramai membuatnya sedikit tenang. Tapi, entah kenapa dirinya merasa tidak puas dengan apa yang saat ini ada di kepalanya. Dirinya ingin mengingat sesuatu. Namun, sulit sekali untuk mengingat semuanya.

Dukk

"Sial—"

"Vey?" Zafran tertegun. Laki-laki itu berulang kali mengedipkan matanya hanya untuk memastikan bahwa gadis di depannya ini adalah Veyara.

Gadis itu terdiam sejenak sambil memandangi wajah Zafran dengan tatapan kagum. Pikirannya kali ini berkerja sangat keras.

"Oh, ya?"

Zafran terdiam sejenak. Laki-laki itu merasa ada yang janggal. Zafran menaikkan alisnya. "Lo, gak papa, kan?"

"Hah? Eumm, gue gak kenapa-kenapa, kok," jawabnya gugup. Gadis itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Yaudah, gue mau balik duluan," ujar Zafran sebelum melangkah pergi.

"Eh, tunggu!" Gadis itu menghentikan Zafran. "Gue, minta ID Line lo, dong!" Gadis itu tersenyum antusias. Sementara Zafran, ia mengernyit heran. Gadis itu sangat berbeda dari sebelumnya.

"Oh, sini!"

Zafran memberikan apa yang gadis itu minta lalu segera pergi. Jujur, dalam hati dirinya tidak yakin untuk memberikan ID Line miliknya. Rasanya benar-benar ragu.

"Zafran!" Seseorang dari belakang memanggilnya. Itu suara Gentha.

Zafran berbalik. Dan benar. Gentha berjalan ke arahnya.

"Kenapa?" tanya Zafran.

"Gue manggil doang, sih." Gentha menepuk pundak Zafran sambil tersenyum jahil.

"Lo gak berubah sama sekali, ya?" Zafran terkekeh lalu melanjutkan langkahnya bersama Gentha.

"Oh iya, Tha. Cariin ID Line punya Veyara, dong," ujarnya.

Gentha terdiam sejenak meresapi ucapan Zafran yang baginya terlihat aneh. "Bentar, Fran. Gak biasanya banget lo minta ID Line cewek, dan siapa dia? Veraya? Siapa dia?"

"Veyara, Tha! Ayolah sekali aja buat gue," ujarnya dengan nada memelas.

Gentha menatap Zafran sambil menaikkan satu alisnya. Heran, bagaimana mungkin laki-laki itu dengan gampang memintanya mencarikan ID Line seorang gadis. Karena ia tahu sendiri, bahwa Zafran bukanlah tipe cowok yang akan dengan mudah jatuh ke dalam pesona seorang gadis. Apalagi dengan meminta sebuah ID Line? Itu sangat bukan Zafran.

Veyara Secret [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang