Part 24

4 3 3
                                    

Keduanya sampai di rumah Zafran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keduanya sampai di rumah Zafran. Veyara menarik napas lega sebelum keluar dari mobil, itu pun masih dengan bantuan Zafran.

Veyara semakin malu karena kini jantungnya berdisko semakin cepat di dalam sana.

Ia gugup. Tidak percaya dengan apa yang kini akan terjadi. Seakan takdir memutar ulang semuanya dengan orang yang berbeda.

Veyara yang sedari tadi terdiam di atas punggung Zafran membuka suara ketika laki-laki itu hendak membuka pintu. "Berhenti sebentar," pintanya.

"Kenapa lagi?"

Veyara diam. Sebenarnya ia meminta Zafran untuk berhenti sebentar untuk menyesuaikan detak jantungnya yang tak karuan. "Gue takut."

Zafran terkekeh samar. Ia pun membuka pintu. Tanpa mengetuk terlebih dahulu, mungkin semua orang sudah tidur, pikirnya.

Pintu belum benar-benar terbuka. Veyara memukul pelan pundak laki-laki itu.

"Gue jalan sendiri, deh!"

Tak berpikir lama, Zafran menurunkan Veyara. Namun, laki-laki itu tidak langsung masuk. Ia berhenti lalu membalikkan badannya menghadap Veyara yang berdiri di belakangnya.

Laki-laki itu sedikit membungkukkan tubuhnya lalu berkata, "emang lo bisa jalan sendiri?" Alisnya terangkat sebelah sambil memandang dekat Veyara.

Ayolah, cewek mana yang masih sehat dengan perlakuan tersebut. Veyara tidak menjawab. Pikirannya masih membeku.

"Hei!"

Veyara memejamkan mata sejenak. "Bisa!" jawabnya tegas. Laki-laki itu tidak tahu alasan Veyara menjawab pertanyaannya dengan lantang.

Zafran terdiam menanggapi jawaban Veyara. Masih memandangi Veyara kini mencoba melangkahkan kakinya.

"Berdiri aja gak bisa, masih mau jalan?"

Keduanya saling menatap. Bukan waktunya untuk bertengkar, ingat!

Tanpa pikir panjang Zafran mengalungkan tangan kiri Veyara ke atas pundaknya. Sementara tangan kanannya memegang pinggang gadis itu agar tidak jatuh. Tidak ada cara lain jika Veyara ingin jalan sendiri.

Zafran membuka pintu perlahan. Lampu ruang tamu masih menyala, ralat, hampir seluruh ruangan. Zafran mengernyit heran. Biasanya tengah malam seperti ini semua lampu sudah padam.

Zafran tidak perduli. Laki-laki itu menuntun Veyara ke kamar tamu agar gadis itu bisa beristirahat.

Begitu melewati ruang makan karena memang letak kamar tamu harus melewati ruang makan, keduanya terkejut. Sangat. Bahkan mulut Veyara hampir menganga lebar.

Ruang makan yang penuh dengan makanan bukan menjadi alasan keterkejutannya. Melainkan sosok gadis yang tak terduga duduk di antara kedua orang tua Zafran.

Suasana menjadi hening karena rasa terkejut hingga tak menyempatkan mereka untuk membuka suara. Kedua orang tua Zafran hanya terlihat biasa saja, karena memang mereka memberi perintah kepada Zafran. Namun, untuk sosok wanita yang duduk dengan dress putih itu membuat Zafran dan Veyara terkejut bukan main.

Veyara Secret [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang