•
•
•
•
•Reiji POV
Ha... Aku menghela nafas dan meneguk sekaleng soda dingin diatas sofaku.
Mataku rasanya berkunang-kunang karna terlalu lama menatap layar komputer nya Fumito. Pantas saja dia butuh kacamata. Tapi, tak peduli seberapa lama dan teliti kami mencari... Tak ada yg bisa membantu masalahku diinternet.
Disaat aku sedang larut dalam pikiranku, tiba-tiba foto mendiang Ibuku jatuh dari atas nakas ruang tamu. Aku spontan menoleh ke sana dan menghampirinya, untunglah tidak jatuh ke lantai dan pecah. Aku segera membetulkan posisinya, tapi tiba-tiba perasaanku jadi aneh.
Aku merasakan hawa yg panas disekitarku, dalam hitungan menit aku sudah berkeringat. Aku menoleh keseliling ku kalo-kalo ada makhluk lain yg menyebabkan ini, tapi tak ada siapapun selain aku. Lalu ada apa dgnku? Kenapa aku tiba-tiba kepanasan?
Bajuku basah oleh keringat, aku baru saja meminum soda yg dingin dan AC-nya masih menyala dgn suhu yg lumayan tinggi. Lalu bagaimana bisa aku merasa sepanas ini? Sebaiknya aku segera mandi, mungkin bak mandi yg penuh dgn air dingin bisa membantu meredakan kepanasanku.
Namun tepat saat aku melangkahkan kakiku, kepalaku tiba-tiba sakit. Benar-benar sakit seolah dipukul oleh palu berulang kali, aku meringis dan mencengkram kepalaku. Aku jatuh karna tak bisa menahan rasa sakitnya, kemudian aku merasakan sesuatu yg mengalir di dalam tubuhku. Kedua tanganku mulai memucat seperti mayat, kuku tanganku memanjang dan tajam seperti kuku monster, begitu pula kakiku.
"Jangan sekarang..!" Ringisku. Mungkin aku akan berubah menjadi makhluk yg katakan Liya waktu itu. Kenapa aku bisa berubah seperti ini? Apa penyebabnya?
Aku segera berlari ke kamarku utk bercermin. Dan betapa terkejutnya aku melihat kedua tanduk hitam yg menjulang ke atas, tanduk, mata dan taring yg menyeramkan. Aku hampir tidak percaya bahwa apa yg kulihat di cermin adalah diriku. Aku mundur beberapa langkah dgn ketakutan yg menyelimuti tubuhku.
Bagaimana ini... Apa yg harus kulakukan....
Beberapa detik kemudian, mata merahku perlahan memudar dan berubah menjadi warna mata asliku, aku bingung dan kembali mendekati cermin. Kenapa hanya mataku yg kembali seperti semula?
Tiba-tiba aku mendengar suara nada dering ponselku. Aku lupa bahwa aku meletakkan ponselku dimeja ruang tamu, pasti ada telpon masuk. Aku segera pergi utk mengangkatnya, siapa tau itu Fumito yg ingin menyampaikan informasi ttg masalahku.
Ceklek
Tepat saat itu, ayah pulang dan langsung membuka pintu. Karna pintu keluar kami berada diruang tamu, otomatis matanya pasti terpaku padaku yg hendak meraih ponselku.
Aku mematung dgn tubuh yg gemetar, ponselku masih berdering dan aku hanya bisa terdiam. Dia menatapku dgn mata yg melotot dan ke-khawatiran di dalamnya, tasnya jatuh dan dia segera merogoh saku dijasnya.
"Demi tuhan, siapapun kau... Jgn pernah berani menyerupai wujud anakku." Ucapnya sembari menyodorkan sebuah buku sakralnya secara perlahan.
"A-ayah... Ayah tenanglah... A-aku... A-aku bukan roh jahat, a-aku memang Re-Reiji!" Ucapku terbatah, aku masih ketakutan dan memberanikan diri utk mendekatinya.
"Berhenti!" Teriaknya. Dia segera menutup pintu dan kembali menatapku dgn sinis. "Dimana Reiji?!"
"Eeh.. A-ayah.. Ini ak-"
"Wajahmu memang dia, tapi kau tidak bisa menyembunyikan tanduk, kulit pucat dan kuku tajammu dariku! Dasar Iblis!"
Deg

KAMU SEDANG MEMBACA
Girlfriends In Two Worlds! [NC18+] (ON GOING)
Romance‼️[Sequel of 'My Boyfriend is a Ghost?']‼️ "Konnichiwa~! Aku Reiji, seorang anak indigo yg lahir dari pernikahan manusia dan mantan hantu. Ya, ayahku dulunya seorang hantu yg berhasil hidup untuk kedua kalinya, raga yg sekarang ia gunakan adalah rag...