Chapter 35: Melepaskan

294 20 3
                                    





Ayato POV

Aku langsung menidurkannya dirumput saat kami sudah sampai di depan perbatasan hutan dan trotoar jalan.

Aku menepuk-nepuk pipinya agar dia bangun. Tapi dia tak kunjung bangun. "Hey bodoh! Jgn membuat kami khawatir, cepat buka matamu!" Bentakku kesal.

Mata Luo yi berkaca-kaca. Ia memegangi tangan sahabat yg sekarang sudah menjadi suaminya ini dgn erat. "Energi medisku tidak bisa masuk ke dalam tubuhnya, tuan... Dia terlalu lemah.." Rengek Luo yi.

Aku juga berusaha keras membagi kekuatanku dgnnya, tapi karna dia bukan manusia semua ini hampir mustahil. Aku dan Luo yi bersikeras mengobatinya...

Hingga akhirnya ia membuka mata dan langsung memuntahkan darah ke tanah. Dia batuk-batuk dgn mata yg berkabut. "Hanako..!" Peluk Luo yi.

"Tu-tuan.. Putri.." jawabnya dgn susah payah.

Aku menghela nafas. "Hanako, terima kasih karna telah menyelamatkan kami dari serangan ayahnya.. Kalo tidak ada kau, aku mungkin..."

"Tidak apa, Ayato. Kau juga membantuku. Anggap saja kita impas." Jawabnya. Tapi sekali lagi kami tersentak saat Hanako kembali batuk dgn mengeluarkan banyak darah, kali ini darahnya menghitam. "Ahh.. Tidak..." Gumamnya.

"Hanako, kita sudah menjadi pasangan.. Berjanjilah bahwa kau akan tetap hidup.. Kita bisa tinggal bersama di dunia manusia, bersama tuan Ayato, Reiji, dan Nona Alice." Ucap Luo yi sambari Menggenggamny erat.

Aku mengangguk mengiyakan. Tapi Hanako hanya terkekeh sembari memegangi dadanya. "Se-sepertinya aku tidak bisa putri, aghh... Aku sangat ingin hidup dan melindungimu lebih lama lagi.. Ta-tapi... Ra-rasanya mustahil.." Jawabnya.

"Jgn bilang begitu bodoh, aku dan Luo yi akan mencari cara utk menyelamatkanmu." Tegasku. "Bertahanlah.." Aku hendak berdiri namun Hanako menarik tanganku.

"Ti-tidak ada waktu... Tetaplah disini, aku ingin melihat wajah kalian utk yg terakhir kalinya..."

"Jgn ngomong sembarangan, dasar bodoh!" Bentakku. Dan sekali lagi dia malah terkekeh.

Ia memandang wajah Luo yi dan mengelus wajahnya. "Maafkan aku... Putri Luo yi..."

Luo yi langsung memegang erat tangannya dan menggeleng histeris. "Tidak.. Ini semua salahku, harusnya aku tidak melibatkanmu... Semuanya salahku!"

"Tidak putri... Malahan, ini adalah hari yg paling membahagiakan bagiku... Dan aku senang bisa membantumu..."

"Hanako, aku mohon bertahanlah..." Isaknya.

"Hari ini Impianku menjadi kenyataan... A-aku bisa.. Mengungkapkan perasaanku, melakukan hal 'itu' bersamamu, dan menikahi tuan putri. Su-sudah lengkap..  Keinginanku selama ini sudah terwujud.. Dan jika aku harus pergi... Maka aku akan pergi dgn tenang... Te-terima kasih juga, Ayato..  Karna sudah membawa putri Luo yi dan membantu keinginanku menjadi nyata." Ucapnya dgn senyum simpul.

"Maafkan aku, aku tidak bisa melindungimu..." Ucapku menunduk sembari memegangi tangannya.

Sekali lagi ia batuk, dan kali ini darah yg keluar semakin banyak dan berwarna hitam. Mata birunya mulai meredup seperti kunang-kunang yg mati, bibirnya juga sudah memucat.

"Ha-hanako... Tubuhmu dingin sekali.. Aku akan.." Ucap Luo yi panik.

"Tuan putri." Tegur Hanako. Jari-jari pucat dan gematarnya berusaha menyentuh wajah Luo yi. "Boleh... A-aku.. Menciummu? Sebelum aku... Pergi..?"

"Hanako..." Air mata Luo yi semakin mengalir deras seperti air terjun.

Pria sekarat ini berusaha mengangkat tubuhnya utk mencium Tuan putri tercintanya itu. Luo yi langsung mendekat dan menempelkan bibirnya ke bibir pucat Hanako. Aku bisa melihat tangannya yg menekan tengkuk Luo yi utk memperdalam ciumannya. Itu sangat romantis dan menyentuh hati. Ciuman itu berlangsung selama 10 detik hingga tangan Hanako tiba-tiba jatuh dan bibirnya menjadi kaku.

Girlfriends In Two Worlds! [NC18+] (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang