•
•
•
•
•Aku berlarian mencari ruangan ayah dirumah sakit, bersama Fumito, Liya, dan butlernya yg kami suruh tunggu dimobil. Hingga akhirnya kami sampai ditempat tujuan, aku melihat tante Alice yg terlihat berantakan memegang tisu utk membendung air matanya yg terus mengalir.
"Tante..!" Panggilku. Ia langsung menoleh dan berdiri utk memelukku.
"Apa yg terjadi? Bagaimana ayah bisa kecelakaan?" Ucapku panik.
"Ini semua gara-gara sifat kekanak-kanakannya tante, semuanya berawal saat kami menjadi pusat perhatian... Tante merasa cemburu dan pergi karna jengkel, namun ayahmu mengejar tante..."
"Ah aku rasa aku tau apa yg selanjutnya terjadi, seperti difilm-film kan..." Sahut Fumito yg sama cemasnya.
Liya sedikit menyenggol lengannya. Ini bukan saat yg tepat utk memakai lelucon.
"Ayahmu berniat utk menyelamatkan tante dari truk yg lepas rem dizebra cross. Dia berhasil mendorong tante tapi tidak sempat menyingkir utk menyelamatkan diri.. Dan inilah yg terjadi..." Sambung tante Alice.
Aku terdiam. Bisa-bisanya ada truk lepas rem, kenapa hari ini begitu sial bagi kami.
"Apa tante baik-baik saja?" Sahut Liya.
Tante Alice mengangguk. "Tuan Ayato lah yg tidak baik-baik saja, dia tertabrak sangat keras... Jika dia tidak selamat maka... Maka aku..." Ia menunduk menatap pintu ruang operasi.
"Tidak apa tante, ini hanya kecelakaan.. Tidak ada yg tau kapan dan dimana ini akan terjadi." Ucap Fumito.
Aku masih diam tak berkutip, yg bisa kulakukan hanyalah merenung dikursi tunggu, memikirkan apa saja yg terjadi hari ini. Jantungku berdetak sangat kencang, dan aku diselimuti oleh kecemasan... Aku tidak mengerti, apa kali ini.. Aku akan ditinggal lagi? Apa aku akan sendirian?
"Hey.. Ayahmu pasti baik-baik saja." Tegur Fumito. Liya memelukku dari samping, sedangkan tante Alice tak bisa mengalihkan matanya dari pintu ruang operasi itu dgn air mata yg bercucuran, bahkan pakaiannya dipenuhi oleh darah, yg aku yakin itu darah ayah. Ini membuatku tambah cemas melihat seberapa banyaknya darah yg menempel dibajunya. Beberapa orang dirumah sakit ini bahkan curi pandang pada kami yg berpenampilan berantakan.
Tak lama kemudian, beberapa polisi mendatangi kami.. Dia meminta laporan dari tante Alice dan korban tabrakan. "Kami turut bersedih, semoga saudara Ayato bisa selamat.. Pengemudi truk itu ternyata dalam keadaan mabuk, kami pastikan dia akan menerima hukuman dan denda yg setimpal.."
"Ya! Tolong hukum dia seberat-beratnya sampai dia menyesali perbuatannya! Jika pacarku tidak selamat maka aku akan menuntutnya!" Tegas tante Alice.
Polisi itu menunduk dan tersenyum rengkuh. "Baik bu Alice, berdasarkan informasi beliau adalah pemilik perusahaan game terkenal di Ibu kota, dan anda adalah asisten pribadinya penyanyi cilik yg juga terkenal... Apa anda tau.. Kalo berita ini sudah tersebar dimana-mana?"
Aku tersentak. Begitu pula tante Alice. "Saya yakin banyak wartawan yg akan datang kesini utk menggali informasi lebih banyak, apa ada yg bisa kami bantu?" Lanjut polisi itu.
"Ma-maaf pak.. Seperti yg anda lihat kami masih syok dan berantakan...kalo boleh, tolong larang mereka utk mewawancarai kami, kalo bisa cegah mereka masuk ke rumah sakit ini..!" Ucapku sedikit memaksa.
Polisi itu tersenyum dan menepuk bahuku. "Kau pasti anaknya korban yah? Kalian mirip."
Aku mengangguk.
"Tentu saja, dgn banyaknya bekas darah dipakaian bu Alice dan bekas air mata dimata kalian.. Tentu saja kami tidak akan mengizinkan mereka menyiarkan ini di TV secara langsung, jgn khawatir.. Saya dan tim akan melarang mereka masuk..."
![](https://img.wattpad.com/cover/224816113-288-k470518.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Girlfriends In Two Worlds! [NC18+] (ON GOING)
Romance‼️[Sequel of 'My Boyfriend is a Ghost?']‼️ "Konnichiwa~! Aku Reiji, seorang anak indigo yg lahir dari pernikahan manusia dan mantan hantu. Ya, ayahku dulunya seorang hantu yg berhasil hidup untuk kedua kalinya, raga yg sekarang ia gunakan adalah rag...